Suara.com - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) bersama Google.org menginisiasi Program Tular Nalar yang menargetkan sebanyak 6.000 warga lanjut usia (lansia) di Tanah Air terliterasi digital.
"Target awal kami menetapkan sekitar enam ribu lansia (terliterasi digital), " kata Program Manager Tular Nalar Mafindo Santi Indra Astuti saat peluncuran Tular Nalar bagi Warga Lanjut Usia secara virtual dipantau di Yogyakarta, Senin (7/2/2022).
Santi menuturkan Program Tular Nalar yang diluncurkan bertepatan dengan momentum peringatan Internet Safer Day bertujuan meningkatkan kemampuan literasi digital warga lansia, kemampuan melindungi data dan privasi, serta kemampuan warga lansia memilah kabar bohong.
Menurut dia, lansia menjadi fokus sasaran Program Tular Nalar mengingat tidak sedikit warga pada usia tersebut terjebak sekaligus ikut menyebarkan informasi hoaks tanpa membaca dahulu.
Baca Juga: Ini 4 Cara Terhindar dari Rasa Malu Akibat Menyebarkan Hoaks di Grup WhatsApp Keluarga
Merujuk data analisis dari Kominfo RI, penyebar hoaks bukan anak-anak muda, melainkan cenderung orang tua dengan rentang usia 45 tahun ke atas.
"Yang jelas warga lansia memang jangankan berpikir kritis dalam mengakses informasi, dalam menggunakan gadget saja masih kedodoran. Bisa beli HP mahal tapi belum tentu bisa menggunakannya," ucap Santi.
Terkait Program Tular Nalar itu, ia mengatakan Mafindo telah menyusun kurikulum yang khusus bagi warga lansia, dengan pendekatan yang juga berfokus pada lansia.
"Diharapkan materi edukasi yang kami buat bisa membantu dan meningkatkan kapasitas literasi digital warga lansia agar cakap di dunia digital," ujar dia.
Kepala Hubungan Publik, Google Asia Pasifik Ryan Rahardjo mengatakan hibah Google.org untuk Mafindo adalah komitmen berkelanjutan perusahaan untuk memerangi misinformasi dan disinformasi di Indonesia.
Baca Juga: Kronologi Rumor Pratama Arhan ke Lazio, Hoaks?
Google, kata dia, berkomitmen mendukung komunitas mitra dalam mengembangkan pelatihan literasi untuk melindungi masyarakat Indonesia berbagai rentang usia, termasuk warga lansia dari misinformasi.
"Kami bangga dapat terus bekerja sama dengan para pakar literasi media seperti Mafindo untuk mengembangkan pelatihan guna membantu masyarakat Indonesia memahami cara untuk mendeteksi berita hoaks dengan lebih baik," tutur Ryan.
Sementara itu, musisi sekaligus Ketua Umum Siberkreasi Herman Josis Mokalu atau lebih dikenal dengan Yosi Project Pop menambahkan informasi hoaks paling banyak menyasar masyarakat termasuk warga lansia melalui media sosial khususnya WhatsApp dan Facebook.
Menurut dia, sasaran literasi idealnya bukan hanya menyasar lansia, namun juga mencakup keluarganya.
Dengan demikian diharapkan muncul kolaborasi sehingga terbentuk kebiasaan digital yang sehat dalam keluarga. "keluarga yang sehat pasti kontribusinya besar bagi negara," tutur Yosi.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo RI Semuel Pangerapan menyatakan mendukung inisiasi Mafindo dengan dukungan Google.org serta gerakan nasional literasi digital melalui program Tular Nalar bagi warga lansia.
Kemenkominfo berharap program tersebut mampu meningkatkan kompetensi literasi digital bagi warga lansia.
"Warga lansia yang selama ini rentan menjadi sasaran kejahatan digital, agar mendapatkan pendampingan sekaligus perlindungan di ruang digital," ujar Semuel.