Usai Meta dan Twitter, Google Mulai Lirik Bisnis Blockchain

Minggu, 06 Februari 2022 | 17:20 WIB
Usai Meta dan Twitter, Google Mulai Lirik Bisnis Blockchain
Logo Google. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Alphabet selaku perusahaan induk Google mengatakan kalau pihaknya mulai tertarik ke bisnis blockchain seperti perusahaan teknologi besar lain.

"Setiap kali ada inovasi, saya rasa itu hal menarik. Saya pikir itu adalah sesuatu yang kami dukung sebaik mungkin," kata CEO Alphabet Sundar Pichai, dikutip dari NDTV, Minggu (6/2/2022).

Blockchain adalah sebuah rangkaian catatan data yang dikelola oleh sebuah sistem komputer, di mana di dalamnya tidak dimiliki oleh entitas apapun.

Singkatnya, Blockchain adalah teknologi yang mendasari mata uang kripto atau aset digital lain seperti NFT.

Baca Juga: Facebook Salahkan TikTok usai Pengguna Aktif Harian Turun

“Kami memang memantau blockchain. Ini adalah teknologi yang menarik dan kuat," tambah Pichai.

Google memang mulai pelan-pelan tergerak ke aset digital. Sebelumnya, divisi Cloud Google ditugaskan untuk menarik perusahaan yang aktif di sektor aset digital.

Ilustrasi Blockchain (Elements Envato)
Ilustrasi Blockchain (Elements Envato)

Google juga sudah mengumumkan tim khusus untuk mengembangkan teknologi blockchain.

Namun, perusahaan memang masih belum menerima mata uang kripto sebagai alat transaksinya.

Selain itu, Pichai juga mengaku kalau perusahaan tengah mengembangkan investasi di segmen augmented reality (AR).

Baca Juga: Cara Kerja Ulasan Google Maps

Rencananya, Google bakal menghadirkan Maps atau YouTube ke dunia virtual.

Perusahaan sama sekali tidak menyebut perangkat yang dikembangkan, seperti headset VR, untuk teknologi tersebut.

Sebagai informasi, media sosial seperti Twitter hingga Facebook mulai bergerak ke teknologi NFT dan metaverse.

Twitter kini memiliki fitur foto profil yang memungkinkan pengguna memamerkan koleksi NFT.

Ilustrasi Twitter. [StockSnap/Pixabay]
Ilustrasi Twitter. [StockSnap/Pixabay]

Sementara Facebook mengubah nama perusahaannya ke Meta, yang menjadi cita-cita Mark Zuckerberg untuk mengembangkan perusahaannya ke dunia metaverse.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI