Suara.com - Olimpiade Beijing resmi dimulai pada Jumat, 4 Februari kemarin. Salah satu yang menarik adalah Olimpiade tersebut menggunakan hampir 100 persen salju buatan.
Mengutip Wion, Minggu (6/2/2022), Olimpiade Beijing adalah Olimpiade Musim Dingin pertama sepanjang sejarah yang menggunakan hampir 100 persen salju buatan.
Padahal, kota Beijing di China memiliki musim dingin yang sangat kering dengan rata-rata curah hujan 0,4 inci atau 1 cm dalam periode gabungan Desember, Januari, dan Februari.
Artinya, Beijing tidak memiliki cukup kelembapan untuk hujan salju.
Baca Juga: Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 Resmi Dibuka
Untuk mengatasinya, Beijing Organising Committee membuat salju buatan dengan memanfaatkan lebih dari 100 generator salju dan 300 peniup salju.
Akan tetapi, salju buatan juga memerlukan air dan energi dalam jumlah besar.
Diperkirakan China memerlukan 49 juta galon air untuk membuat salju buatan yang nantinya mengisi 74 kolam di Olimpiade.
Mereka juga meminjam mesin pemompa salju dari Italia sejak November 2021 lalu.
Mesin itu akan menyemprotkan partikel es dan kabut uap air yang kemudian bergabung menjadi salju.
Baca Juga: Olimpiade Beijing 2022 Dibayangi Isu COVID-19 dan Boikot Diplomatik
Perusahaan Italia sendiri memasok 290 mesin pemompa salju untuk pertandingan di Olimpiade Beijing 2022.
Meski begitu, ini bukan pertama kalinya salju buatan dipakai di ajang Olimpiade.
Salju buatan sudah dipakai di Olimpiade Musim Dingin 1980 di Lake Placid, New York, Amerika Serikat.
Salju buatan juga muncul di Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, Rusia, di mana 80 persen salju buatan dimanfaatkan di ajang tersebut.