BNPB: Video Viral Erupsi Anak Krakatau Berasal dari Tahun 2018

Sabtu, 05 Februari 2022 | 13:59 WIB
BNPB: Video Viral Erupsi Anak Krakatau Berasal dari Tahun 2018
Foto Badan Geologi ESDM terkait Gunung Anak Krakatau meletus, Kamis (3/2/2022). [IST]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada pekan ini menarik perhatian publik. Sayangnya, seperti biasa, di tengah kehebohan itu muncul sebuah video dramatis yang menggambarkan erupsi gunung berapi tersebut dengan narasi bombastis.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, pada Sabtu (5/2/2022), menegaskan bahwa video dramatis tersebut merupakan rekaman erupsi Anak Krakatau pada 2018 silam.

Video tersebut direkamn oleh personel TNI Angkatan Laut yang sedang melakukan survei batimetri pada 25 - 30 Desember 2018, usai terjadinya tsunami yang dipicu longsoran material gunung.

"Video itu bukan erupsi yang terjadi dari Kamis hingga Jumat (pekan ini)," kata Plt. Kapusdatinkom BNPB, Abdul Muhari.

Baca Juga: Waspada, Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi Pagi Ini

BNPB mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan video tersebut dan mengasosiasikan seakan-akan video tersebut adalah kejadian erupsi saat ini.
BNPB meminta masyarakat tetap waspada dengan memperhatikan informasi dari instansi yang berwenang dalam hal ini Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi sebanyak sembilan kali pada Jumat (4/2/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG telah mencatat erupsi terjadi pada pukul 09:43, 10:25, 10:28, 12:46, 13:00, 13:31, 13:41, 14:46 dan 17:07 WIB.

Erupsi tersebut memiliki tinggi kolom abu berkisar 800-1.000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal. Berdasarkan pemantauan visual oleh PVMBG, terdapat indikasi bahwa erupsi yang terjadi merupakan tipe magmatik, sejalan dengan kegempaan vulkanik yang terekam.

Adapun kegempaan gunungapi Anak Krakatau sendiri telah terjadi sejak 16 Januari - 4 Februari 2022, ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang mengindikasikan adanya intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap.

"Dari data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan bahwa gunungapi Anak Krakatau masih berpotensi erupsi," ujar Muhari.

Baca Juga: Kemarin Gunung Anak Krakatau Erupsi Sebanyak 9 Kali Timbulkan Gempa Vulkanik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI