Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan Indonesia perlu untuk mengoptimalkan trafik dan utilisasi fiber optik, mengingat Indonesia memiliki jaringan nasional kabel serat optik sepanjang 360.000 kilometer melintas daratan dan lautan.
"Indonesia mau menjadi titik penghubung timur, barat, utara, selatan dalam jaringan fiber optik. Kita juga tahu Indonesia mau dihubungkan dengan Pantai Barat Amerika dan Timur melalui Indonesia. Jarak antara Pantai Barat Amerika dan titik sambung di Indonesia tidak begitu jauh untuk fiber optik hanya belasan ribu kilometer saja," kata Menkominfo dikutip dari siaran pers, Jumat (4/2/2022).
Adapun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Indonesia saat ini sepanjang 115.000 kilometer, termasuk yang berada di Zona Ekonomi Eksklusif sepanjang 55.000 kilometer.
Menteri Plate menyatakan panjang kabel serat optik nasional, SKKL dan yang berada ZEE potensial menjadi penghubung jaringan telekomunikasi dari seluruh dunia
Menurut dia, keberadaan jaringan fiber optik Indonesia harus menjadi perhatian bersama. Apalagi, pengembangan potensi menjadi penghubung jaringan global memerlukan kolaborasi dan dukungan semua pihak, termasuk penyelenggara operator seluler agar trafik dan utilisasi backbone fiber optik Indonesia dapat berfungsi dengan baik.
Menkominfo berharap setiap pemangku kepentingan terus meningkatkan kolaborasi dan mendukung kepentingan nasional dengan menerapkan tata kelola dengan baik.
"Mari kita berpikir bersama sebagai entitas nasional, sebagai perusahaannya di Indonesia yang tidak menutup diri terhadap mitra kerja asing. Nanti kalau melalui Indonesia, bagaimana tata kelolanya dilakukan dengan baik karena ini terkait dengan yurisdiksi nasional dan terkait dengan kepentingan nasional," ujarnya.
Plate menyatakan Indonesia merupakan wilayah Ring of Fire yang terdiri atas gunung berapi di darat maupun di laut. Menurutnya, jaringan kabel serat optik beberapa kali mengalami kerusakan akibat erupsi gunung yang meletus di darat dan bawah laut.
"Sehingga pada saat menata kelola ini harus memperhatikan juga bagaimana peta vulkanologi di darat dan di laut. Bukan hanya peta hidrologi tapi juga peta vulkanologi. Atau bagaimana cara mengaturnya sehingga tidak mengganggu backbone telekomunikasi dan tidak menghambat transformasi digital," tegasnya.
Baca Juga: Menkominfo Dukung Tata Kelola Sistem Komunikasi Kabel Laut Agar Lebih Teratur
Menkominfo menyontohkan gangguan jaringan backbone telekomunikasi akibat cuaca dan kejadian khusus. Seperti peristiwa kabel bawah laut di wilayah Papua putus karena cuaca buruk dan mengakibatkan gangguan telekomunikasi.