Telkom Pimpin Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia 2022

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 04 Februari 2022 | 19:20 WIB
Telkom Pimpin Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia 2022
Telkom. (Dok: Telkom)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk memimpin Gugus Tugas Digitalisasi Business 20 atau B20 Indonesia yang merupakan bagian dari tujuan yang hendak dicapai dari Presidensi G20 Indonesia pada tahun ini. Fokusnya adalah mempercepat terwujudnya inklusi digital.

“Menjadi sebuah kehormatan dan tanggung jawab yang besar dapat mewakili Gugus Tugas Digitalisasi tahun ini, dan kami berharap bisa berkolaborasi dengan kelompok yang terdiri dari individu-individu yang beragam latar belakangnya, mewakili 32 negara dan lebih dari 22 industri berbeda," ujar Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (4/2/2022).

Ririek meyakini kolaborasi akan mampu menghasilkan kebijakan yang berdampak positif dan dapat ditindaklanjuti. Inklusi digital menjadi salah satu tema dan tujuan utama yang hendak diwujudkan Indonesia selama Presidensi G20 hingga akhir 2022.

Ada empat prioritas kerja yang dimiliki Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia tahun ini. Pertama, Digital for Economic Health and National Resiliency. Kedua, Digital Infrastructure and Platforms untuk mendorong terciptanya infrastruktur dan platform digital yang merata.

Baca Juga: Telkom Gandeng Microsoft Indonesia Dalami Keamanan Siber dan Kecerdasan Buatan

Ketiga, Digital Entrepreneurship demi meningkatkan partisipasi UMKM dalam ekonomi digital, dan meningkatkan kemampuan digital masyarakat. Terakhir, Ensuring Safety in Digital Spaces atau memastikan terciptanya perlindungan menyeluruh bagi pengguna internet di berbagai negara.

Keempat prioritas kerja Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia muncul setelah tim melihat banyaknya tantangan akibat derasnya arus digitalisasi kini. Berbagai tantangan itu di antaranya kesenjangan akses digital yang masih lebar, rendahnya literasi digital masyarakat, rendahnya pembiayaan untuk infrastruktur digital, hingga meningkatnya kekhawatiran terkait serangan siber yang makin sering terjadi.

“Ada beberapa tantangan yang muncul akibat digitalisasi di dunia saat ini, dan solusi untuk mengatasinya sangat dibutuhkan untuk memperkuat pertumbuhan dan peningkatan kemakmuran masyarakat secara inklusif. Saya yakin, dengan bimbingan dan keahlian para pimpinan serta anggota Gugus Tugas, kita bisa merekomendasikan kebijakan untuk nantinya ditindaklanjuti dan memberi dampak positif kepada dunia,” ujar Ririek. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI