Suara.com - BlackBerry menjual paten teknologi yang mencakup ponsel, perangkat perpesanan, dan jaringan nirkabel seharga 600 juta dolar AS atau Rp 8,6 triliun.
Pemilik paten baru BlackBerry diserahkan ke Catapult IP Innovations. Dengan ini, mereka bebas memonetisasi paten ke penggunanya dari pihak ketiga.
Biaya paten ini dibayar dalam 450 juta dolar AS (Rp 6,4 triliun) secara tunai dan 150 juta dolar AS (2,1 triliun) sisanya dicicil selama lima kali, sebagaimana diungkap Techradar, Kamis (3/2/2022).
Perusahaan seluler asal Kanada ini memang sudah lama tidak memproduksi ponsel.
Baca Juga: Ponsel Blackberry 5G OnwardMobility Tetap Meluncur
Sedangkan BlackBerry masih meninggalkan warisan inovasi penting bagi banyak teknologi.
Sesuai dengan ketentuan perjanjian, BlackBerry akan menerima lisensi untuk semua paten yang dialihkan.
Namun, penjualan paten tidak terkait dengan portofolio keamanan, layanan manajemen seluler, dan software perusahaan.
Ponsel BlackBerry sendiri pernah mengalami masa kejayaan berkat teknologi email yang diminati konsumen.
Aplikasi BlackBerry Messenger (BBM) juga amat populer sebagai platform perpesanan saat itu.
Baca Juga: 5 Hal yang Identik dari Penggunaan Blackberry Messenger, Bikin Nostalgia!
BlackBerry perlahan meredup karena gagal mengadaptasi dan memodernisasi produk hardware dan software-nya sesuai perkembangan zaman.
Alhasil, BlackBerry cabut dari bisnis perangkat pada 2016 dan fokus pada sektor keamanan, software, hingga Internet of Things (IoT).