Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan dua jenis reaktor nuklir yakni reaktor modular kecil (small modular reactor) dan mikro reaktor (micro reactor) menjadi pilihan yang baik sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN di Indonesia.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset dan Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir BRIN Dhandhang Purwadi juga menuturkan dua jenis reaktor nuklir itu dapat menjadi salah satu solusi untuk mendukung strategi bebas emisi karbon dioksida (CO2) tahun 2060.
“Kedua jenis reaktor ini komplementer dengan sumber energi terbarukan yang intermitten, sehingga bisa sebagai backup daya,” kata Dhandhang dalam keterangannya di Jakarta, Senin (31/1/2022).
Dhandhang mengatakan pembangunan kedua jenis reaktor tersebut tergolong cepat yakni sekitar tiga tahun bersamaan dengan penyiapan tapak.
Baca Juga: BRIN dan PT DI Kolaborasi Kembangkan Drone
“Karena lebih kecil sehingga biaya kapitalnya lebih rendah dan cocok dengan daerah remote (pedalaman), bahkan kalau yang small modular bisa juga di kota-kota besar,” ujarnya.
Selain itu, teknologi mikro reaktor bisa berdiri sendiri namun juga bisa terintegrasi dengan fasilitas penghasil energi lain seperti air, angin dan energi matahari.
Dengan demikian reaktor modular kecil dan mikro reaktor bisa dipertimbangkan untuk dikembangkan di Tanah Air sebagai alternatif sumber energi.
Hal itu sejalan dengan upaya menangani isu lingkungan dan perubahan iklim dengan mendukung target Net Zero Emmission di tahun 2060, terutama dalam pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia ke depan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh BRIN melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir adalah dengan terus melakukan pengembangan teknologi energi nuklir untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang saat ini masih dalam tahap pengkajian. [Antara]
Baca Juga: BRIN Integrasikan Fungsi Litbang dari 919 Unit Riset di 74 Kementerian dan Lembaga