Dalam studi ini, para ahli menggunakan perangkat lunak AI untuk menganalisis data satelit dari seluruh permukaan Antartika.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi zona yang paling potensial menampung meteorit yang belum ditemukan.
Hal itu berdasarkan kesamaan dengan area di mana para ahli sebelumnya telah menemukan batuan luar angkasa.
Program AI secara akurat mengidentifikasi hampir 83 persen zona Antartika yang kaya meteorit.
Secara keseluruhan, itu mengidentifikasi lebih dari 600 zona berpotensi menyimpan meteorit di benua tersebut.
Temuan baru menunjukkan bahwa lebih dari 45.000 meteorit yang ditemukan hingga saat ini dari Antartika, hanya terdiri dari 5 persen hingga 13 persen dari semua meteorit di sana.

"Perhitungan kami menunjukkan bahwa lebih dari 300.000 meteorit masih ada di permukaan lapisan es," tambah Tollenaar.
Mengingat bahwa program AI tidak 100 persen akurat, para ahli tetap harus melakukan pengecekan ulang melalui misi lapangan secara langsung ke daerah yang telah ditentukan.
Tim ilmuwan berharap dapat menyempurnakan sistem AI ini di masa depan untuk mendeteksi lebih banyak meteorit di Bumi.