Suara.com - Program kecerdasan buatan (AI) yang dibuat oleh para ilmuwan di Belgia menunjukkan bahwa Antartika mungkin menyimpan 300.000 meteorit tersembunyi di bawah lapisan esnya.
Hampir dua pertiga dari semua meteorit yang ditemukan di Bumi berasal dari Antartika.
Sifat dingin dan kering dari benua beku itu membantu melestarikan batuan luar angkasa ini.
Ketika meteorit jatuh di Antartika, batuan antariksa itu biasanya mendarat di daerah bersalju yang menutupi 98 persen benua.
Seiring waktu, salju semakin menumpuk, memadat dan menjadi es, hingga akhirnya mengubur batuan luar angkasa di dalam lapisan es yang mengalir ke tepi benua.
Sebagian besar meteorit Antartika yang terperangkap es berakhir di lautan. Namun, beberapa dari batuan tersebut terkonsentrasi di permukaan lapisan es di area yang disebut es biru.
![Meteorit jatuh di Antartika. [Wheretocatchafallingstar]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/28/92834-meteorit-jatuh-di-antartika.jpg)
Jika prediksi para ahli benar, maka meteorit dapat tetap terekspos di permukaan es biru, di mana para peneliti dapat dengan mudah menemukannya selama misi lapangan.
Hampir semua meteorit Antartika yang ditemukan sampai saat ini ditemukan dari daerah es biru.
Umumnya, daerah es biru ditemukan karena keberuntungan. Namun dengan sistem AI, tim ahli bisa memprediksi beberapa daerah es biru yang belum dijelajahi.
Baca Juga: BRIN Gandeng Huawei Dukung Strategi Nasional AI
"Kami menemukan beberapa daerah yang belum dijelajahi dengan potensi besar untuk menemukan meteorit," kata Veronica Tollenaar, ahli glasiologi di Free University of Brussels di Belgia, seperti dikutip dari Space.com, Jumat (28/1/2022).