Mengapa Guncangan di Jakarta Terasa Lebih Kuat saat Gempa Banten 14 Januari Kemarin?

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 25 Januari 2022 | 18:42 WIB
Mengapa Guncangan di Jakarta Terasa Lebih Kuat saat Gempa Banten 14 Januari Kemarin?
Gempa Banten pada 14 Januari 2022 terasa kuat di Jakarta dan memaksa para pegawai di Jalan MH Thamrin berhamburan keluar dari gedung-gedung pencakar langit. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan wilayah Jakarta merasakan getaran lebih kuat saat terjadi gempa, termasuk gempa Banten 14 Januari lalu, diakibatkan oleh kondisi tanah sedimen di Ibu Kota.

"Gempa yang dirasakan di Jakarta 14 Januari 2022... dirasakan cukup kuat," ujar Rahmat seperti dilansir dari Antara, Selasa (25/1/2022).

Gempa Banten terasa kuat di Jakarta, padahal jaraknya dari episentrum cukup jauh. Gempa itu titik pusatnya terletak di laut, pada jarak jarak 132 km arah barat daya Kota Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km.

Dia mengatakan guncangan kuat dirasakan di Jakarta juga ketika terjadi gempa pada 7 Agustus 2019 dan 23 Januari 2018.

Baca Juga: Jika Gempa Besar Terjadi di Segmen Megathrust Selat Sunda, Guncangan di Jakarta Capai VIII MMI

Guncangan itu terekam oleh sensor akselerometer BMKG yang dipasang di Ibu Kota. Akselerometer mengukur tingkat guncangan berdasarkan nilai percepatan getaran tanah. Satuannya adalah gal (g).

Dari jaringan akselerometer BMKG, diketahui bahwa getaran di Balai Kota Jakarta pada gempa Banten 14 Januari lalu sebesar 2,5 gals.

Di Kemayoran, yang berada di Jakarta bagian utara, akselerometer mencatat getaran 6,1 gals di lantai dasar dan 22,6 gals di lantai 12. Berdasarkan data ini, disimpulkan bahwa di Kemayoran, guncangan vertikal diamplifikasi 3,6 kali dari lantai dasar ke lantai 12.

Dari data yang sama diketahui bahwa semakin ke utara, nilai percepatan tanah maksimum di lantai dasar semakin besar. Fakta ini menunjukkan korelasi yang bersesuaian dengan kondisi tanah sedimen di wilayah Jakarta, yang semakin ke utara semakin tebal endapannya.

Lebih lanjut Rahmat menganjurkan agar dilakukan pembaruan informasi ketahanan gedung di Jakarta untuk mengantisipasi gempa-gempa kuat di masa depan.

Baca Juga: Absennya Gempa Besar di Selat Sunda Jadi Perhatian Ilmuwan

"Dari fakta kejadian gempa 14 Januari 2022 selatan Banten, maka peninjauan kembali akan perlunya pembaruan kondisi informasi ketahanan gedung wilayah Jakarta dengan melakukan asesmen menjadi hal yang harus dilakukan," ujar Rahmat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI