Suara.com - Sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami fenomena astronomi yang bernama ekuiluks mulai 20 Januari 2022. Fenomena ini akan dialami oleh tiga ibu kota dan 36 lokasi di lima provinsi di Indonesia.
Periode ekuiluks akan berlangsung mulai dari 20 Januari 2022 hingga 26 Februari 2022. Lalu apa perbedaan fenomena ekuiluks dengan ekuinoks beserta daftar kota yang merasakannya? Simak ulasannya berikut ini.
Dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa, fenomena ekuiluks sendiri merupakan fenomena ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam yakni 12 jam. Fenomena ekuiluks ini bisa terjadi selama beberapa hari, minggu hingga beberapa bulan sebelum atau setelah ekuinoks. Ekuinoks adalah fenomena astronomi ketika lintasan semu harian matahari berhimpitan dengan garis Khatulistiwa.
Baca Juga: Jangan Minum Vitamin D Keseringan, Ini yang Terjadi pada Tubuh Bila Berlebihan!
Ekuiluks sendiri tidak memiliki dampak yang signifikan kepada manusia. Namun, langit akan mulai tampak lebih terang ketika terjadi aram beberapa menit sebelum matahari terbit maupun saat matahari terbenam.
Hal ini dikarenakan oleh pembiasan sinar matahari ke atmosfer sehingga ketika matahari terbenam, langit tidak langsung gelap dan sebaliknya matahari tidak langsung terang pada saat matahari terbit.
Berdasarkan informasi melalui laman Edukasi Sains Antariksa, aram merupakan masa waktu ketika masih terdapat cahaya alami dari langit yang langsung menerima sinar matahari dan langsung memantulkannya ke sebagian permukaan bumi pada waktu fajar dan senja sedangkan matahari masih berada di pandangan cakrawala.
Fenomena ini bisa terjadi dua kali setahun. Ekuiluks akan terjadi kembali pada 15 Oktober hingga 18 November mendatang. Berdasarkan informasi melalui situs LAPAN, ada tiga ibu kota provinsi yang mengalami fenomena ini yakni Tanjung Selor (Kalimantan Utara) pada 27 Januari 2022, Medan (Sumatera Utara) pada 10 Februari 2022 dan Banda Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam) pada 25 Februari 2022.
Selain tiga ibu kota tersebut, ada 36 kota lain yang mengalami fenomena ekuiluks pada 20 Januari 2022 – 26 Februari 2022.
Baca Juga: Usai Matahari Buatan, Ilmuwan China Kini Berencana Buat Replika Bulan
1. Subulussalam (NAD): 20 Januari
2. Sidikalang (Sumatera Utara): 24 Januari
3. Pulau Subi (Kepulauan Riau): 28 Januari
4. Pematangsiantar (Sumatera Utara): 29 Januari
5. Kisaran (Sumatera Utara): 30 Januari
6. Tanjungbalai (Sumatera Utara): 30 Januari
7. Anambas (Kepulauan Riau): 31 Januari
8. Kabanjahe (Sumatera Utara): 2 Februari
9. Berastagi (Sumatera Utara): 4 Februari
10. Tapaktuan (Sumatera Utara): 5 Februari
11. Tebingtinggi (Sumatera Utara) Februari
12. Tarakan (Kalimantan Utara): 6 Februari
13. Kutacane (NAD): 9 Februari
14. Deli Serdang: 9 Februari
15. Tanjung Morawa: 9 Februari
16. Lubukpakam (Sumatera Utara): 9. Februari
17. Binjai (Sumatera Utara): 10 Februari
18. Tahuna (Sulawesi Utara): 10 Februari
19. Blangpidie (NAD) : 12 Februari
20. Stabat (Sumatera Utara): 12 Februari
21. Pulau Natuna (Kepulauan Riau): 13 Februari
22. Pangkalan Brandan (Sumatera Utara): 14 Februari
23. Blangkejeren (NAD): 14 Februari
24. Melonguane (Sulawesi Utara): 15 Februari
25. Meulaboh (NAD): 16 Februari
26. Nunukan (Kalimantan Utara): 17 Februari
27. Langsa (NAD): 18 Februari
28. Takengon (NAD): 20 Februari
29. Dampulis (Sulawesi Utara) : 21 Februari
30. Bener Meriah (NAD): 21 Februari
31. Lhokseumawe (NAD): 23 Februari
32. Bireuen (NAD): 23 Februari
33. Sigli (NAD): 24 Februari
34. Jantho (NAD): 24 Februari
35. Miangas (Sulawesi Utara): 25 Februari
36. Sabang (NAD): 26 Februari
Itulah informasi mengenai fenomena ekuiluks untuk menjawab apa itu ekuiluks yang akan dialami oleh berbagai wilayah di Indonesia.
Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat