Untuk dapat mengakses Horizon Worlds, pengguna harus menggunakan kacamata Oculus dan sarung tangan untuk kontrol gerak. Dengan demikian, penggguna seolah berada di dalam internet, bukan sekadar menatapnya melalui layar gadget. Persis seperti dalam animasi Ralph Breaks the Internet (2018) dan film Ready Player One (2018).
Selain Meta, raksasa teknologi yang juga sedang membangun metaverse-nya adalah Apple, Google, dan Microsoft.
Semuanya sedang berlomba-lomba mengejar perusahaan game dan hiburan yang lebih dulu memimpin pengembangan metaverse seperti Fortnite, Roblox, Niantic, dan Decentraland.
Ke depan, tentu akan lebih mudah jika masing-masing penyedia layanan metaverse memberikan fleksibilitas agar para pengguna dapat keluar masuk berbagai platform sembari membawa aksesoris avatar-nya masing-masing.
Metaverse, era masa depan
Pesona metaverse kemudian membuat banyak brand dunia bergerak masuk ke dalamnya.
Gucci, misalnya, mulai menggunakan non-fungible token(NFT) dalam koleksinya. NFT adalah aset digital yang dapat berbentuk pakaian, karya seni, video, dan audio. Koleksi khusus Gucci berbentuk NFT itu menawarkan sensasi kemewahan digital yang hanya dapat dibeli di metaverse.
Sebagai salah satu pasar besar metaverse di Asia Pasifik, Indonesia tak mau ketinggalan. Penyanyi Syahrini, misalnya, baru-baru ini turut dalam keriuhan metaverse dengan mengeluarkan NFT berhijab pertama di dunia pada 14 Desember 2021. Karya seni digital berbentuk avatar dirinya itu bahkan ludes dalam hitungan jam.
Selain bisnis NFT, beberapa platform metaverse seperti Sandbox dan Decentraland menyediakan fitur jual beli tanah virtual menggunakan mata uang kripto. Di atas tanah virtual itu dapat digunakan untuk membangun properti virtual seperti kantor dan mall yang dapat dijual kembali atau disewakan.
Mata uang kripto memang mengalami dampak positif terhadap perkembangan metaverse. Nilai mata uang kripto Decentraland MANA misalnya, melonjak sebesar 20 persen dari $2,73 menjadi $3,27 saat Samsung membuka toko virtual pertamanya di Decentraland pada 6 Januari 2022.
Baca Juga: Sama-sama Metaverse, 4 Perbedaan Decentraland dan Sandbox
Tak heran, banyak pebisnis yang berlomba-lomba terjun ke metaverse karena akan menjadi lahan bisnis digital masa depan.