Suara.com - PT Edukasi Atlit Internet Digital (EAID) atau Esports Academy ID baru saja menggandeng Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk pengembangan pendidikan esports di Indonesia.
Meski demikian Esports Academy ID mengaku tidak akan jadi pesaing Garudaku yang dijadikan platform resmi esports oleh Pengurus Besar Esports Indonesia atau PBESI.
"Kami niatnya memang berjalan secara individual ya. Seperti olahraga pada umumnya, kan enggak semua ikut nasional," kata Founder dan CEO EAID, Arza Djatmika dalam konferensi pers virtual, Kamis (13/1/2022).
Arza mencontohkan seperti halnya olahraga sepakbola yang memiliki Sekolah Sepak Bola (SSB) dari pihak swasta. Apabila lulusan SSB mau ditarik ke ajang nasional oleh PBESI, maka itu bisa saja dipersilakan.
Baca Juga: Esports Academy ID Gandeng KONI untuk Kembangkan Pendidikan Esports
"Karena itu kan juga prestasi untuk anak-anak didik kami. Kalau mereka bisa dikirim ke nasional oleh PBESI, ya kami ikut bangga. Itu adalah suatu kebanggaan dari kami untuk bisa mendidik mereka bisa sampai ke sana," tambah Arza.
Founder EAID lainnya, Edho Zell juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, Esports Academy ID bisa bekerja sama dengan semua instansi yang bergerak di esports, termasuk PBESI.
"Kami sih berharapnya bisa bersinergi dengan semua instansi, teman-teman yang punya visi sama untuk membangun atlet esports, ekonomi industri esports. Siapapun itu, baik PBESI ataupun perusahaan swasta lain," kata Edho yang juga dikenal sebagai kreator konten ini.
Edho menjelaskan, Esports ID sendiri pertama kali dikenalkan pada 2020. Awalnya, platform tersebut didirikan atas dasar kecintaan dengan esports.
Ia mengaku kalau dirinya dan Arza memiliki keresahan yang sama, di mana Indonesia memiliki prestasi esports luar biasa, tetapi seringkali punya stigma negatif.
Baca Juga: PBESI: Potensi Tim Esports Perempuan di Indonesia Tumbuh Pesat
"Jadi dari keresahan itu, kami sama-sama bikin pendidikan yang baik. Sehingga anak-anak muda yang mau terjun ke dunia espsorts, punya panduan tahap demi tahap," papar Edho.
Dengan demikian, Edho berharap para lulusan Esports Academy ID bisa ditarik oleh klub esports besar. Mereka juga diharapkan bisa memiliki bekal untuk terjun ke dunia tersebut.
"Baik dari sisi komunikasi, keahlian, profesionalisme, bahkan kontrak pun, mereka sudah mengerti, jadi istilahnya nggak dimanfaatkan," jelas Edho.
Ia kembali memastikan kalau Esports Academy ID bukanlah platform yang dipakai untuk menyaingi Garudaku.
"Intinya kita bukan hadir sebagai kompetitor. Cuma kami senang bisa mendapatkan dukungan dari KONI. Sehingga kami bisa lebih mengembangkan sayap kita ke pendidikan yang terarah dan punya standar nasional," jelas Edho.
Desember lalu, Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) resmi menjadikan Garudaku sebagai platform resmi esports di Indonesia. Nantinya, setiap kegiatan esports di Indonesia akan disebarkan melalui Garudaku.
"Garudaku sendiri merupakan operator dari PBESI, di mana kami juga menjadi sebuah platform resmi dari PBESI. Nantinya, setiap kegiatan esports di Indonesia harus melalui Garudaku," ujar Head of Marketing Garudaku, Aldino Putra dalam konferensi pers di SCBD, Rabu (22/12/2021).
Ia memaparkan, Garudaku telah memiliki beberapa fitur seperti informasi turnamen esports, profile dan statistik, berita, akademi, komunitas, hingga e-commerce.
Kemudian, Garudaku bakal dipakai para atlet esports untuk membuat sebuah profil. Akun mereka nanti akan memiliki Nomor Induk Esports, yang nantinya juga menjadi sebuah produk baru berupa Kartu Esports Indonesia.