Suara.com - "Matahari buatan" China telah memecahkan rekor dunia baru setelah memanaskan satu putaran plasma hingga suhu lima kali lebih panas dari Matahari, selama lebih dari 17 menit, media pemerintah melaporkan.
Reaktor fusi nuklir EAST (Experimental Advanced Superconducting Tokamak) mempertahankan suhu 158 juta derajat Fahrenheit (70 juta derajat Celcius) selama 1.056 detik, menurut Kantor Berita Xinhua, dilansir laman Space, Kamis (13/1/2022).
Pencapaian ini membawa para ilmuwan selangkah lebih dekat namun signifikan untuk menciptakan sumber energi bersih yang hampir tak terbatas.
Reaktor fusi nuklir eksperimental China memecahkan rekor sebelumnya, yang dibuat oleh Tore Supra tokamak Prancis pada 2003, di mana plasma dalam lingkaran melingkar tetap pada suhu yang sama selama 390 detik.
EAST sebelumnya telah mencetak rekor lain pada Mei 2021 dengan berlari selama 101 detik pada 216 juta F (120 juta C), yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Inti Matahari yang sebenarnya, sebaliknya, mencapai suhu sekitar 27 juta F (15 juta C).
![Ilustrasi Matahari. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/01/22/21392-ilustrasi-matahari.jpg)
"Operasi baru-baru ini meletakkan dasar ilmiah dan eksperimental yang kuat untuk menjalankan reaktor fusi," kata pemimpin eksperimen Gong Xianzu, seorang peneliti di Institut Fisika Plasma dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, dalam sebuah pernyataan.
Para ilmuwan telah mencoba memanfaatkan kekuatan fusi nuklir - proses di mana bintang-bintang terbakar - selama lebih dari 70 tahun.
Dengan menggabungkan atom hidrogen untuk membuat helium di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi, apa yang disebut bintang deret utama mampu mengubah materi menjadi cahaya dan panas.
Baca Juga: Sinopsis Film China 'Cry Me A Sad River' (2018): Kisah Perundungan di Sekolah
Sehingga, menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radioaktif tahan lama.