Cangkok Jantung Babi ke Manusia Jadi Perdebatan, Ini Penjelasan Dr Muhammad Mohiuddin

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 12 Januari 2022 | 16:33 WIB
Cangkok Jantung Babi ke Manusia Jadi Perdebatan, Ini Penjelasan Dr Muhammad Mohiuddin
Muhammad Mohiuddin, dokter asal Pakistan yang turut memimpin operasi cangkok jantung babi ke manusia pertama di dunia pada 7 Januari 2022 di Amerika Serikat. [Dok University of Maryland School of Medicine]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Dr Muhammad Mohiuddin melambung pada pekan ini setelah ia berhasil mencangkok jantung babi pada tubuh seorang pasien di Amerika Serikat pada 7 Januari 2022 lalu di University of Maryland School of Medicine.

Dr Muhammad mengatakan operasi itu bisa menjadi terobosan penting dalam dunia medis, terutama untuk mengakhiri penderitaan ratusan ribu, bahkan jutaan pasien di dunia yang mengantre menantikan donor organ tubuh.

"Jika ini berhasil, maka kita akan memiliki pasokan organ tidak terbatas untuk pasien-pasien (yang membutuhkan donor organ) yang kini sedang menderita," kata Muhammad seperti dilansir dari Newsweek, Selasa (11/1/2022).

Mengapa babi?

Baca Juga: Sukses Cangkok Jantung Babi ke Manusia, Dr Muhammad Mohiuddin: Jadi Solusi Krisis Organ

Terobosan ini juga menarik dari sudut pandang lain. Dr Muhammad adalah seorang muslim kelahiran Pakistan, tetapi ia mengembangkan cangkok jantung dan organ tubuh lain memanfaatkan babi, salah satu binatang yang haram dalam Islam, juga Yahudi.

Dr Muhammad Mohiuddin memimpin operasi cangkok jantung babi pada seorang pasien di Amerika Serikat pada 7 Januari 2022 lalu. [AFP/University of Maryland School of Medicine]
Dr Muhammad Mohiuddin memimpin operasi cangkok jantung babi pada seorang pasien di Amerika Serikat pada 7 Januari 2022 lalu. [AFP/University of Maryland School of Medicine]

Dalam sebuah wawancara dengan media Turki, TRT World pada November 2021 lalu, Dr Muhammad mengaku bahwa mencangkok organ babi pada manusia memang memantik perdebatan dalam Islam.

"Sebagai Muslim, kita mungkin bermasalah dengan babi. Tetapi bagi orang lain, babi adalah makanan," kata Dr Muhammad.

Ketika ditanya mengapa bukan organ dari domba atau sapi yang digunakan dalam cangkok organ ke manusia, Dr Muhammad memberikan mengatakan alasannya sangat ilmiah.

"Kami sudah memetakan genom babi secara lengkap. Kami tahu apa perbedaan babi dari manusia, serta perubahan apa yang diperlukan agar organ-organnya bisa diterima oleh tubuh manusia. Kami belum tahu banyak tentang kambing atau sapi," terang dia.

Baca Juga: Pria Ini Jadi Penerima Transplantasi Jantung Babi, Pertama di Dunia!

Dalam operasi cangkok organ babi ke manusia, Dr Muhammad dan timnya memang lebih dulu melakukan rekayasa genetik terhadap babi yang organnya akan diambil. Tujuannya agar sistem imun tubuh manusia bisa menerima organ asing tersebut.

Babi menjadi pilihan para ilmuwan karena binatang ini mudah diternakkan, gampang berkembang biak, dan organ-organnya mirip dengan organ manusia.

Dr. Muhammad Mohiuddin, pakar xenotransplantasi yang ikut memimpin operasi cangkok jantung babi ke manusia pertama di dunia. [Dok University of Maryland School of Medicine]
Dr. Muhammad Mohiuddin, pakar xenotransplantasi yang ikut memimpin operasi cangkok jantung babi ke manusia pertama di dunia. [Dok University of Maryland School of Medicine]

Pakar xenotransplantasi

Dr Muhammad sendiri sudah lebih dari 30 tahun menekuni xenotransplantasi - transplantasi organ binatang ke manusia. Ia bahkan adalah satu perintis bidang yang masih sangat baru ini. Ia kini menjabat sebagai Direktur Program Xenotransplantasi Kardiak pada University of Maryland School of Medicine.

Ia dan rekan-rekannya juga pernah menggemparkan dunia pada 2014, ketika mereka berhasil mencangkok jantung babi ke babon. Dalam riset itu, sang babon bisa bertahan hidup selama hampir tiga tahun.

Dalam situs resmi University of Maryland School of Medicine, Dr Muhammad disebut telah menekuni xenotransplantasi sejak 1992.

Dr Muhammad sendiri pindah ke Amerika Serikat pada awal 1990an, usai menamatkan kuliahnya di Universitas Kedokteran Dow, di Karachi, Pakistan. Di AS ia mempelajari transplantasi di University of Pennsylvania Medical Center, Philadelphia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI