Suara.com - Nama Dr Muhammad Mohiuddin melambung pada pekan ini setelah ia berhasil mencangkok jantung babi pada tubuh seorang pasien di Amerika Serikat pada 7 Januari 2022 lalu di University of Maryland School of Medicine.
Dr Muhammad mengatakan operasi itu bisa menjadi terobosan penting dalam dunia medis, terutama untuk mengakhiri penderitaan ratusan ribu, bahkan jutaan pasien di dunia yang mengantre menantikan donor organ tubuh.
"Jika ini berhasil, maka kita akan memiliki pasokan organ tidak terbatas untuk pasien-pasien (yang membutuhkan donor organ) yang kini sedang menderita," kata Muhammad seperti dilansir dari Newsweek, Selasa (11/1/2022).
Mengapa babi?
Terobosan ini juga menarik dari sudut pandang lain. Dr Muhammad adalah seorang muslim kelahiran Pakistan, tetapi ia mengembangkan cangkok jantung dan organ tubuh lain memanfaatkan babi, salah satu binatang yang haram dalam Islam, juga Yahudi.
![Dr Muhammad Mohiuddin memimpin operasi cangkok jantung babi pada seorang pasien di Amerika Serikat pada 7 Januari 2022 lalu. [AFP/University of Maryland School of Medicine]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/11/45330-cangkok-jantung-babi.jpg)
Dalam sebuah wawancara dengan media Turki, TRT World pada November 2021 lalu, Dr Muhammad mengaku bahwa mencangkok organ babi pada manusia memang memantik perdebatan dalam Islam.
"Sebagai Muslim, kita mungkin bermasalah dengan babi. Tetapi bagi orang lain, babi adalah makanan," kata Dr Muhammad.
Ketika ditanya mengapa bukan organ dari domba atau sapi yang digunakan dalam cangkok organ ke manusia, Dr Muhammad memberikan mengatakan alasannya sangat ilmiah.
"Kami sudah memetakan genom babi secara lengkap. Kami tahu apa perbedaan babi dari manusia, serta perubahan apa yang diperlukan agar organ-organnya bisa diterima oleh tubuh manusia. Kami belum tahu banyak tentang kambing atau sapi," terang dia.
Baca Juga: Sukses Cangkok Jantung Babi ke Manusia, Dr Muhammad Mohiuddin: Jadi Solusi Krisis Organ
Dalam operasi cangkok organ babi ke manusia, Dr Muhammad dan timnya memang lebih dulu melakukan rekayasa genetik terhadap babi yang organnya akan diambil. Tujuannya agar sistem imun tubuh manusia bisa menerima organ asing tersebut.