Jalani Operasi Cangkok Jantung Babi, Pasien di AS Berangsur Pulih

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 11 Januari 2022 | 14:34 WIB
Jalani Operasi Cangkok Jantung Babi, Pasien di AS Berangsur Pulih
Dr Muhammad Mohiuddin memimpin operasi cangkok jantung babi pada seorang pasien di Amerika Serikat pada 7 Januari 2022 lalu. [AFP/University of Maryland School of Medicine]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pasien dengan penyakit jantung parah di Amerika Serikat berangsur pulih setelah menjalani operasi transplantasi, yang mana para dokter mengganti jantungnya dengan jantung babi yang telah dimodifikasi secara genetika, demikian diwartakan Reuters, Selasa (11/1/2022).

Operasi yang digelar para dokter dari University of Maryland School of Medicine, AS itu disebut sebagai operasi pertama yang membuktikan potensi cangkok jantung babi ke manusia dengan memanfaatkan teknik rekayasan genetika mutakhir.

Prosedur canggih itu sendiri digelar antara lain oleh Dr Bartley Griffith dan Dr Muhammad Mohiuddin, kepala program xenotransplantasi - transplantasi organ binatang ke manusia - di universitas tersebut pada 7 Januari 2022 lalu.

Jika kelak terbukti sukses, para ilmuwan berharap organ tubuh babi bisa membantu mengatasi kekurangan organ pada pasien yang membutuhkan donor organ.

Baca Juga: Terobosan! Ahli Bedah New York Berhasil Transplantasi Ginjal Babi ke Tubuh Manusia

"Ini merupakan terobosan, yang mengantar kita lebih lebih dekat pada solusi krisis organ. Saat ini kita kekurangan donor jantung manusia sementara pasien yang mengantre sangat panjang," kata Bartley Griffith, dokter yang mentransplantasi jantung babi ke pasien tersebut.

Griffith menambahkan bahwa pihaknya optimistis, operasi cangkok jantung babi pertama di dunia itu akan membuka pilihan bagi pasien yang membutuhkan donor jantung di masa depan.

Pasien yang menerima jantung babi itu, David Bennett yang berusia 57 tahun, mengatakan bahwa prosedur tersebut merupakan pilihan terakhirnya.

"Pilihan saya adalah mati atau melakukan transplantasi ini. Saya ingin hidup. Saya sadar pilihan ini tidak memberi kepastian, tetapi ini adalah satu-satunya pilihan," ujar Bennett.

Operasi itu sendiri digelar setelah lembaga pengawas makanan dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) memberikan izin darurat.

Baca Juga: Ilmuwan Sukses Cangkok Ginjal Babi pada Tubuh Manusia

"FDA menggunakan data-data kami dan data-data dari babi yang telah direkayasa secara genetika untuk memberikan izin transplantasi pada pasien jantung yang sudah tak punya pilihan pengobatan lain," kata Mohiuddin.

Di AS sendiri ada sekitar 110.000 orang yang sedang menunggu donasi organ dan lebih dari 6000 pasien meninggal dunia setiap tahun karena tidak mendapatkan organ tubuh yang diperlukan.

Adapun jantung babi yang dicangkokkan pada tubuh Bennett diperoleh dari Revivicor, sebuah perusahaan kesehatan regeneratif yang bermarkas di Blacksburg, Virginia.

Beberapa saat sebelum operasi digelar, para ilmuwan mengambil jantung babi dan memindahkannya pada wadah khusus sehingga organ tersebut masih bisa berfungsi saat akan dicangkok ke tubuh Bennett.

Babi memang salah satu binatang yang memiliki potensi besar mengatasi masalah krisis organ pada manusia. Alasannya karena organ-organ tubuh babi sangat mirip dengan organ manusia. Jantung babi dewasa, misalnya, memiliki ukuran yang hampir sama dengan jantung orang dewasa.

Selain jantung, organ tubuh babi yang memiliki potensi untuk dicangkok ke manusia adalah ginjal, hati dan paru-paru.

Sebelumnya beberapa upaya untuk mencangkok organ babi ke manusia gagal karena adanya perbedaan genetika. Tetapi kini, dengan perkembangan teknologi rekayasa genetika, para ilmuwan mengklaim bisa membuat tubuh manusia menerima organ tubuh babi.

Dalam kasus Bennett, para ilmuwan memangkas tiga gen pada babi yang jantungnya akan didonasikan. Sementara enam gen manusia, yang bisa membuat sistem imun tubuh menerima organ binatang, dimasukkan ke genom babi yang menjadi donor. [Reuters]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI