Kemenkes Telusuri Dugaan Kebocoran Data 6 Juta Pasien Rumah Sakit

Kamis, 06 Januari 2022 | 18:34 WIB
Kemenkes Telusuri Dugaan Kebocoran Data 6 Juta Pasien Rumah Sakit
Kemenkes sedang menelusuri dugaan kebocoran data 6 juta pasien rumah sakit. Data-data itu dijual di internet. Foto: Ilustrasi hacker atau peretas dan sebuah ponsel. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan mengaku tengah menelusuri dugaan insiden kebocoran data pribadi dari 6 juta pasien rumah sakit di Indonesia yang dijual di Raid Forums.

"Kami sedang melakukan assessment permasalahan yg terjadi dan mengevaluasi sistem kami," kata Chief Digital Transformation Officer Kemenkes, Setiadji, saat dihubungi Suara.com, Kamis (6/1/2021).

Sementara itu, Suara.com juga sudah mengkonfirmasi pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), baik itu Menteri Kominfo Johnny G. Plate maupun Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi. Namun keduanya masih belum memberikan respons hingga berita ditulis.

Sebelumnya diberitakan kalau database berukuran 720GB berisi catatan pasien medis asal Indonesia dijual di internet. Diduga kebocoran data tersebut berasal dari server Kementerian Kesehatan RI.

Baca Juga: Data-data Pasien Rumah Sakit yang Bocor di Internet Diyakini Autentik

Jika ditelusuri, dugaan kebocoran data Kementerian Kesehatan ini berasal dari situs Raidforums. Data ini dijual dan diunggah lewat akun bernama GOD User dengan judul 'Indonesia - Medical Patients information 720GB documents and 6M database'.

"Seperti judulnya, saya menjual 720GB dokumen dan 6 juta database pasien medis Indonesia," klaim GOD User dalam unggahannya.

Sesuai deskripsi, database itu mencakup catatan medis seperti radiologi, elektrokardiogram (EKG), dan hasil laboratorium.

Adapun data radiologi yang dijual itu seperti nama pasien, rumah sakit, tanggal pengambilan scan, form hasil pemeriksaan, CT scan, foto pasien, hasil tes Covid-19, surat rujukan, dan lainnya.

Kemudian untuk data EKG mencakup surat rujukan BPJS, lembar EKG, formulir transfer pasien antar rumah sakit, laporan radiologi, hasil tes swab antigen, surat persetujuan isolasi Covid-19, hasil pemeriksaan laboratorium, laporan hasil, dan lainnya.

Baca Juga: Lagi, Data-data Pasien Rumah Sakit Indonesia Dijual di Internet

Lalu untuk data laboratorium berisi laporan pemeriksaan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium, hasil tes rapid antigen, CT scan, dan lainnya.

Khusus untuk identitas pasien, data yang termasuk yakni nama, nomor kontak, alamat, tempat lahir, tanggal lahir, Nomor BPJS Kesehatan (JKN), hingga nomor induk kependudukan (NIK).

Di kolom komentar, akun GOD User mengklaim kalau data itu berasal dari server Kementerian Kesehatan, tak hanya dari BPJS Kesehatan. Sebab tahun lalu, data BPJS Kesehatan juga sempat dilaporkan bocor dan dijual di internet.

Diketahui seluruh data ini dijual dengan metode pembayaran mata uang kripto berupa Bitcoin (BTC) dan Monero (MNR). Namun akun GOD User tidak mencantumkan berapa harga data tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI