Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan telah menindak 43 kasus kebocoran data pribadi di Indonesia sepanjang 2021.
"Dapat disampaikan bahwa Kementerian Kominfo telah menangani total 43 kasus dugaan kegagalan perlindungan data pribadi," kata Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (30/12/2021) kemarin.
Sejauh ini, tambah Dedy, sebanyak 19 insiden telah selesai dilakukan penelusuran.
Para penyelenggara sistem elektronik yang melanggar prinsip perlindungan data pribadi juga sudah diberikan sanksi administratif maupun rekomendasi perbaikan sistem.
Sementara 24 sisanya, Kominfo masih memproses insiden kebocoran data pribadi tersebut. Salah satunya yakni BPJS Kesehatan.
"Untuk BPJS Kesehatan, dugaan insiden kebocoran datanya masih dalam proses investigasi, dan insyaallah akan segera keluar keputusan akhirnya," ungkap Dedy.
![Ilustrasi pencurian data pribadi. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/09/08/14085-pencurian-data-pribadi.jpg)
Meski begitu, Dedy tak merinci kasus apa saja yang sudah ditangani Kementerian Kominfo.
Ia hanya menyebut kalau insiden kebocoran data pribadi ini berasal dari sektor pemerintah maupun non pemerintah.
Di sisi lain, ia juga mengaku sudah menjadwalkan pembahasan lanjutan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) mulai awal 2022.
Baca Juga: Kominfo Blokir 565.449 Konten Hoaks selama 2021, Terbanyak dari Facebook
Pembahasan ini akan dilakukan bersama Kominfo maupun DPR.