Suara.com - Seiring dengan meningkatnya minat terhadap aset kripto di Indonesia, Luno berhasil mencatatkan pertumbuhan volume transaksi sebesar 4 kali lipat.
Tidak hanya itu, tercatat juga peningkatan jumlah pelanggan hingga 7 persen sepanjang 2021.
Secara global, Luno juga meraih beberapa pencapaian luar biasa, seperti pendanaan 700 juta dolar AS yang diterima oleh perusahaan induknya (Digital Currency Group).
Selain itu, pertumbuhan anggota tim menjadi hampir sebanyak 700 karyawan dan telah melayani lebih dari 9 juta pelanggan di lebih dari 40 negara.
Baca Juga: Mengejar Ketertinggalan, Perempuan Nigeria Pelatihan Mata Uang Kripto
Belum lama ini, Luno juga resmi menjalankan Joint Venture dengan MPC (PT Multipolar Tbk), yang bertujuan untuk memperkuat ekosistem perdagangan aset digital Luno dan memperluas akses kripto ke lebih banyak investor di Indonesia.
Menurut Jay Jayawijayaningtiyas, Country Manager, Luno Indonesia, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi salah satu pemain terbesar di Asia Tenggara.
"Hal ini terbukti dengan jumlah investor aset kripto yang aktif di Indonesia tumbuh hingga hampir 5X lipat, di mana sepertiga di antaranya didominasi oleh investor Bitcoin," ujarnya melalui keterangan resminya, Rabu (29/12/2021).
Selain itu, dia menambahkan, nilai transaksi perdagangan kripto di Indonesia juga telah tumbuh hampir 3X lipat dalam setahun terakhir.
"Angka ini menunjukan kuatnya animo masyarakat terhadap aset kripto, sehingga hal tersebut mendorong kami untuk lebih aktif mengedukasi semua kalangan masyarakat dengan menyediakan konten yang sederhana dan mudah dipahami,” jelas Jay.
Baca Juga: Cara Mudah Beli Game di Steam
Meskipun mengalami pertumbuhan pesat, Luno percaya bahwa adopsi aset kripto masih berada di tahap awal.
Popularitas kripto memang telah meluas ke hampir semua negara, namun pada kenyataannya, hanya 300 juta orang di dunia yang telah menjadi investor, dan hanya sekitar 18.000 entitas bisnis yang menggunakan kripto.
Survei tahun 2021 yang dilakukan oleh Luno dan YouGov menemukan beberapa alasan akan keraguan masyarakat umum untuk berinvestasi aset kripto.
Hasil riset menunjukkan bahwa sekitar 62 persen responden Indonesia mengaku tidak berinvestasi aset kripto karena tidak memahami cara kerjanya.
Selain itu, pengetahuan tentang kripto akan menjadi faktor terpenting untuk mendorong mereka mulai berinvestasi aset kripto.
Hal ini sejalan dengan program edukasi kripto dari Luno bernama Luno Academy, yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang investasi kripto, khususnya di Indonesia, yang baru-baru ini menjadi pasar terbesar kedua Luno di Asia.
“Stigma-stigma negatif seputar investasi kripto kebanyakan berasal dari orang-orang yang belum sepenuhnya mengerti," terang Jay.
Menurutnya, melalui Luno Academy, ingin membantu investor baru memahami dasar-dasar investasi kripto hanya dalam 30 menit.
“Di tahun 2022, kami akan meluncurkan lebih banyak program menarik, terutama yang bersifat edukatif, agar dapat membantu orang Indonesia yang ingin berinvestasi di kripto tetapi masih awam dengan konsepnya,” tutup Jay.