BRIN: Gempa Magnitudo 6 ke Atas Terjadi Rata-rata 25 Kali per Tahun

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 28 Desember 2021 | 06:05 WIB
BRIN: Gempa Magnitudo 6 ke Atas Terjadi Rata-rata 25 Kali per Tahun
Gempa Palu pada 2018 adalah salah satu yang paling dahsyat dalam 5 tahun terakhir. Gempa ini disusul oleh tsunami dan likuifaksi. Foto: Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/10), salah satu area yang hancur akibat likuifaksi tanah. [Antara/Hafidz Mubarak]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar gempa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja mengatakan Indonesia diguncang gempa magnitudo 6 ke atas rata-rata sebanyak 25 kali setiap tahunnya selama 2017 - 2021.

Danny, yang berbicara dalam webinar Professor Talk bertema Refleksi Akhir Tahun: Membaca Secara Ilmiah Kebencanaan 2021 pada Senin (27/12/2021) juga mengatakan bahwa gempa 6,5 ke atas terjadi rata-rata lima kali per tahun dalam kurun waktu yang sama.

Adapun di 2021, baru empat kali terjadi gempa di atas 6,5 di Tanah Air, demikian dikatakan Danny seperti dilansir dari Antara.

Yang paling sering terjadi, imbuh dia, adalah gempa dengan magnitudo di atas 4. Setiap tahun, selama perideo 2017 - 2021, gempa dengan magnitudo di sekitar 4 terjadi sekitar 2800 kali.

Baca Juga: Gempa di atas Magnitudo 6,5 Lebih Sering Terjadi di Indonesia Timur

"Selama lima tahun ke belakang gempa rata-rata yang magnitudo lebih besar dari 4 itu ada mulai dari 2.000-an sampai 3.000-an," kata Danny.

Pada 2017, terjadi 2.303 gempa magnitudo lebih dari 4, lalu 19 gempa magnitudo lebih dari atau sama dengan 6, dan delapan kejadian gempa magnitudo lebih dari atau sama dengan 6,5.

"Makin besar magnitudonya makin jarang gempanya," tutur Danny.

Pada 2018, ada sebanyak 3.020 kejadian gempa magnitudo lebih dari 4, 28 kejadian gempa magnitudo lebih dari atau sama dengan 6, dan tujuh gempa magnitudo mulai dari 6,5 ke atas.

Gempa yang mengakibatkan dampak yang sangat besar terjadi pada 2018 di antaranya gempa Lombok, dan gempa Palu yang disertai likuifaksi dan tsunami.

Baca Juga: Penelitian Sesar Baribis di Jakarta Dilanjutkan

Pada 2019, terjadi 3.337 kejadian gempa magnitudo lebih dari 4, 30 kejadian gempa magnitudo mulai dari 6 ke atas, dan 12 gempa magnitudo mulai dari 6,5 ke atas.

Gempa-gempa yang terjadi pada 2019 tersebut di antaranya gempa Banten magnitudo 6,9 dan gempa Ambon magnitudo 6,5. Karena pusat gempa tersebut dekat dengan perkotaan, sehingga efeknya cukup besar.

Padahal kekuatan gempa itu tidak lebih besar dari gempa Halmahera dengan magnitudo 7,2. Pusat gempa Halmahera berada di lautan dan tidak dekat dengan daratan sehingga efeknya lebih kecil walau pun gempanya terbilang besar.

Pada 2020, ada sebanyak 2.642 gempa magnitudo lebih dari 4, 30 gempa magnitudo mulai dari 6 ke atas, dan enam gempa magnitudo mulai dari 6,5 ke atas.

Beberapa gempa besar pada 2020 yakni gempa Talaud magnitudo 7,1, gempa Bengkulu dengan masing-masing magnitudo 6,6 dan 6,7 yang tidak menyebabkan efek yang besar karena pusat gempa jauh di lautan sehingga korbannya sedikit.

Berbeda dengan gempa Pangandaran walaupun magnitudonya 5,6, tapi karena pusat gempa cukup dekat dengan rumah penduduk sehingga ada cukup banyak kerusakan yang terjadi.

Pada 2021, terjadi 2.840 gempa magnitudo lebih dari 4, 18 gempa magnitudo mulai dari 6 ke atas, dan empat gempa magnitudo mulai dari 6,5 ke atas.

Gempa yang berkekuatan cukup besar pada 2021 yakni Gempa Flores magnitudo 7,3. Namun, pusat gempa tersebut berada di tengah lautan sehingga efeknya tidak begitu merusak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI