Suara.com - Telegram diklaim sebagai aplikasi perpesanan alternatif yang lebih aman ketimbang WhatsApp atau Facebook Messenger.
Namun, Pendiri Signal membongkar fakta terkait keamanan privasi yang diterapkan Telegram.
Moxie Marlinspike selaku Pendiri Signal mengklaim kalau aplikasi Telegram amat buruk dalam hal privasi dan pengumpulan data.
Ia juga heran kalau banyak media yang menyebut Telegram adalah aplikasi messenger yang terenkripsi.
Baca Juga: Ancaman Siber di 2022 Masih Didominasi Pencurian Data dan Ransomware
"Telegram memiliki banyak fitur menarik, tetapi dalam hal privasi dan pengumpulan data, tidak ada pilihan yang lebih buruk," ujar Marlinspike dalam utas Twitter, dikutip dari The News, Senin (27/12/2021).
Ia kemudian menjelaskan bagaimana cara kerja Telegram.
Menurutnya, aplikasi itu telah menyimpan data seperti kontak pengguna, grup, media, dan setiap pesan yang pernah dikirim atau diterima dalam plaintext di server mereka.
"Aplikasi di ponsel kalian hanyalah tampilan ke server mereka, di mana data itu berada. Hampir semua yang kalian lihat di aplikasi, Telegram juga melihatnya," tutur Marlinspike.
Ia kemudian meminta pengguna untuk mengetes langsung teori tersebut. Marlinspike berujar jika mereka bisa menghapus Telegram, menginstal kembali di ponsel baru, dan login dengan nomor mereka.
Baca Juga: Media Sosial, Jalan Mudah untuk Kejahatan Siber
"Kalian akan segera melihat semua riwayat percakapan, semua kontak, semua media yang dibagikan, dan semua grup kalian. Bagaimana? Itu semua ada di server mereka, dalam plaintext," lanjutnya.
Marlinspike menyebut, kalau beberapa orang mungkin tidak menganggapnya sebagai masalah serius apabila Telegram memiliki akses ke semua data, pesan, foto, kontak, grup, dan lainnya. Sebab, mereka sudah mempercayai Telegram.
Namun, inti dari enkripsi (pengaman pesan) adalah pengguna tidak mesti percaya ke siapapun selain ke orang yang mereka ajak komunikasi.
"Pesan yang kalian kirim harusnya hanya bisa dilihat oleh kalian dan penerima. Detail grup juga hanya boleh terlihat oleh anggota lain," tambah dia.
Lebih lanjut, Marlinspike menyimpulkan kalau setiap chat yang ada di Telegram, baik percakapan individu maupun grup, bisa saja diakses oleh hacker maupun pemerintah.
Sebenarnya Telegram memiliki sebuah fitur bernama Secret Chat atau Pesan Rahasia yang bisa diaktifkan pengguna.
Dengan itu, pesan yang dikirim atau diterima bakal dilindungi dan tak bisa diakses siapapun.
Sayangnya, fitur ini tidak diterapkan secara default. Artinya, siapapun bisa mengakses data percakapan yang ada di Telegram jika tidak mengaktifkan Secret Chat.
Sedikit berbeda dengan Signal, WhatsApp, dan Facebook Messenger yang sudah menerapkan teknologi enkripsi end-to-end.
Dengan enkripsi ini, maka pesan yang dikirim sudah terlindungi tanpa bisa dilihat siapapun, termasuk aplikasi.