Suara.com - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, sukses meluncurkan teleskop antariksa James Webb ke luar angkasa pada Sabtu kemarin.
Teleskop ini akan merekam bintang-bintang yang menerangi alam semesta.
Observatorium itu diluncurkan oleh roket Ariane dari spaceport Kourou, di Guyana Prancis, Amerika Selatan.
Penerbangannya ke orbit bumi berlangsung selama kurang dari setengah jam.
Baca Juga: NASA Pesan Penguat Megaroket untuk Misi ke Bulan hingga 2031
Teleskop James Webb adalah penerus dari teleskop Hubble. Ini dibuat oleh NASA, Eropa, dan Kanada selama 30 tahun.
Nama James Webb diambil dari salah satu arsitek Apollo Moon, program antariksa NASA yang dijalankan pada 1961 lalu.
Teleskop James Webb dibuat dengan biaya sekitar 10 miliar dolar AS atau Rp 141 triliun, sebagaimana diungkap BBC, Minggu (26/12/2021).
James Webb akan melakukan perjalanan antariksa sejauh 1,6 juta kilometer dari Bumi selama enam bulan ke depan dan mulai mengorbit Matahari pada titik Lagrange 2 (L2).
Setelahnya, teleskop James Webb akan mengirimkan kembali gambar antariksa yang direkam.
Baca Juga: NASA Temukan 300 Exoplanet Asing Lewat AI
Salah satu keunggulan teleskop James Webb adalah cermin emas selebar 6,5m. Ini tiga kali lebih lebar dari reflektor utama Hubble.
Optik yang diperbesar dan dikombinasikan dengan empat instrumen super sensitif ini akan memungkinkan para astronot melihat lebih dalam ke antariksa.
Dengan demikian, mereka bisa melihat peristiwa yang terjadi di masa lalu ketimbang sebelumnya.
Teleskop ini ditargetkan bisa mendeteksi cahaya dari bintang-bintang pertama, yang pernah bersinar di alam semesta setelah peristiwa Big Bang, atau lebih dari 13,5 miliar tahun lalu.
Tujuan lainnya adalah menyelidiki atmosfer planet yang lebih jauh.
Teleskop James Webb ini akan membantu peneliti untuk melihat apakah ada planet layak huni lain setelah Bumi.
"Kita akan memasuki rezim astrofisika yang sama sekali baru, perbatasan baru, dan itulah yang membuat banyak dari kita bersemangat tentang Teleskop Antariksa James Webb," kata Heidi Hammel, Astronom Planet dan Peneliti Interdisipliner dalam misi peluncuran.