Suara.com - Dua produsen pesawat terbesar di dunia, Boeing dan Airbus mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk menunda penerapan teknologi internet 5G karena bisa membahayakan penerbangan.
Desakan itu disampaikan bos Boeing, Dave Calhoun dan CEO Airbus Americas, Jeffrey Knittel dalam sebuah surat bersama yang dikirim ke Menteri Perhubungan Amerika Serikat, Pete Buttgieg pada Senin (20/12/2021).
Dalam suratnya mereka mengatakan bahwa, "5G bisa memberikan gangguan sehingga pesawat tidak beroperasi dengan aman."
Kantor Departemen Perhubungan AS belum memberikan tanggapan terhadap desakkan Boeing dan Airbus tersebut.
Baca Juga: Boeing Siapkan Pesawat di Dunia Metaverse
Sebelumnya industri penerbangan dan Lembaga Penerbangan Federal AS (FAA) sudah mengajukan keberatan atas rencana dua operator seluler AS, AT&T serta Verizon untuk menggelar spektrum C-band 5G pada awal 2022.
FAA pada Desember ini memperingatkan bahwa jaringan internet 5G bisa mengganggu perangkat elektronik pesawat seperti altimeter radio, sehingga berpotensi menyebabkan penundaan, pengalihan, hingga pembatalan penerbangan.
Penerapan teknologi internet 5G di AS sebelumnya sudah ditunda agar ada penyesuaian yang bisa membatasi gangguan internet 5G terhadap penerbangan. Tetapi industri mengatakan perubahan yang dilakukan belum cukup untuk menjamin keamanan.
Kini Boeing dan Airbus mendesak agar dilakukan upaya tambahan agar transmisi seluler di sekitar bandara serta area lain bisa lebih dibatasi dan tidak menggangu pesawat.
Di sisi lain industri telekomunikasi AS mengatakan bahwa teknologi internet 5G aman. Mereka juga menuduh industri penerbangan sedang mengubah fakta dan membesar-besarkan masalah. [Reuters]
Baca Juga: Airbus A380: Berakhirnya Impian Pesawat Penumpang Raksasa