Suara.com - Platform video teleconference Zoom diklaim bakal terus relevan setelah pandemi Covid-19 maupun ketika karyawan mulai kembali bekerja dari kantor.
Ricky Kapur selaku Head of Asia Pacific di Zoom menyatakan, perusahaan bakal makin banyak untuk menerapkan kerja hybrid (campuran) baik dari kantor maupun dari rumah setiap minggunya.
"Saya rasa ada tiga perubahan besar yang akan terjadi usai pandemi, di mana bisnis berinvestasi dan itu memacu pertumbuhan dan relevansi kami," ujar Kapur, dikutip dari CNBC, Selasa (21/12/2021).
Perubahan pertama menurut Kapur adalah perusahaan bakal menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, kolaboratif, dan hybrid untuk para staf.
Baca Juga: Mengenal Zoom Fatigue: Kelelahan Akibat Pertemuan Daring
Pekerja juga disebut akan lebih minat untuk opsi kerja fleksibel di manapun mereka berada.
Perubahan kedua adalah perusahaan bakal menata ulang cara untuk melibatkan pelanggan, di mana konsumen akan menuntut lebih banyak kenyamanan.
Perubahan ketiga adalah perusahaan digital native kini membangun platform inovatif untuk menciptakan layanan demi menjangkau konsumen baru.
Konsumen yang dimaksud Kapur adalah mereka yang minat di health care maupun pendidikan.
Dalam dua tahun terakhir, jutaan pengguna memakai aplikasi Zoom untuk melakukan aktivitas seperti sekolah online, pekerjaan, hingga bersosialisasi.
Baca Juga: Zoom Punya Fitur Baru untuk Tahu Siapa yang Telat Gabung Meeting
Namun, pertumbuhan pengguna mulai lambat ketika beberapa dari mereka mulai bekerja dan sekolah tatap muka (offline).
Kapur tetap optimis bahwa orang-orang akan menerapkan kerja hybrid dan terus mencari fleksibilitas dalam cara berkomunikasi.
Lebih lanjut, Kapur menyebut bisnis Zoom telah tumbuh dari nol menjadi 2 juta pengguna dalam waktu kurang dari dua tahun.
Ia juga mengklaim kalau Zoom adalah layanan cloud dengan pertumbuhan tercepat.
"Angka-angka itu memberi tahu kami bahwa pelanggan masih berinvestasi dan terus investasi di Zoom usai pandemi," ujarnya.