“Dengan infrastruktur manajemen logistik yang lebih canggih, kami berupaya menjawab permasalahan lama di Indonesia, terutama kurangnya integrasi antara pihak-pihak yang terlibat di rantai pasok," kata Raymond Sutjiono, Co-Founder McEasy.
Selama ini, menurutnya, sistem operasional kebanyakan masih menggunakan cara-cara manual dengan administrasi yang rumit.
"McEasy ingin membawa angin perubahan digitalisasi agar proses rantai pasok bisa berjalan secara otomatis, lebih mudah dan lebih efisien, untuk semua pihak yang terlibat,” ujar dia lewat keterangan resminya, Selasa (21/12/2021).
Salah satu pelanggan dalam portofolio McEasy adalah MGM Bosco, perusahaan logistik yang memiliki spesialisasi di sektor rantai pasok dingin (cold-chain).
Awalnya, MGM Bosco membutuhkan sebuah sistem terpadu untuk Transportation Management System (TMS) yang dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan.
“Sistem manajemen logistik kami yang sebelumnya tidak mampu mengakomodasi kebutuhan kustomisasi untuk menyesuaikan dengan bisnis MGM Bosco," jelas Aldo William, Assistant Fleet Manager MGM Bosco.

Ditambahkannya, fitur yang digunakan cenderung standard, sehingga kurang fleksibel untuk perencanaan jangka panjang.
"Kami juga mengalami kesulitan dalam integrasi, terutama karena ada sejumlah vendor yang terpisah-pisah dan tidak saling terhubung,” ungkap dia.
Dari situlah kemudian McEasy hadir dan memberikan saran serta rekomendasi penyetelan SaaS TMS yang sesuai dengan kebutuhan MGM Bosco.
Baca Juga: Percepat Adopsi Teknologi IKM, Kemenperin Gandeng Tech Startup
Startup yang didirikan oleh Hendrik Ekowaluyo dan Raymond Sutijono ini pun kemudian mengembangkan fitur seperti Dashboard, Order dan Management Contract, dengan menyesuaikan kebutuhan dari sisi manajemen dan operasional MGM Bosco.