Suara.com - Beberapa orang terkaya di dunia bersaing dalam apa yang menjadi persaingan selama berabad-abad, perlombaan ke luar angkasa.
Elon Musk dan Jeff Bezos, dua orang terkaya di planet ini, masing-masing memiliki rencana besar soal kehidupan luar angkasa.
Mereka memprediksi internet dapat diakses dari mana saja, manusia adalah spesies antarplanet, dan stasiun ruang angkasa yang berputar menampung penghuni permanen.
Hal berbeda justru muncul dari Bill Gates yang tidak menunjukkan ketertarikannya dalam perlombaan para miliarder ini.
Baca Juga: Greysia Polii hingga Sisca Kohl, Ini 5 Sosok Paling Dicari di Google Indonesia Tahun 2021
Bill Gates, orang terkaya keempat yang masih hidup, menurut Forbes, memiliki apa yang dia anggap sebagai aspirasi yang lebih tinggi di Bumi.
Sementara konstelasi internet seperti Starlink dari SpaceX dan Project Kuiper yang diusulkan Amazon bertujuan untuk membawa perbaikan mencari keuntungan untuk masalah konektivitas yang mendesak di dunia.
Bill Gates punya pandangan berbeda yang disampaikannya kepada CNN bahwa ada masalah yang lebih mendasar menghabiskan waktunya sekarang.
"Perlombaan luar angkasa, sebagian besar adalah pasar komersial. Memiliki koneksi internet yang bagus di seluruh Afrika adalah hal yang baik," ujarnya dilansir laman CNN, Senin (20/12/2021).
Menurut dia, menggunakan satelit observasi untuk melihat apa yang terjadi dengan pertanian dan perubahan iklim.
Baca Juga: Miliarder Jepang Yusaku Maezawa, Dua Awaknya Tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasional
"Jadi itu sama sekali tidak bermotivasi filantropi. Saya berharap para orang yang kaya itu akan menemukan cara untuk mengembalikan kekayaan mereka kepada masyarakat dengan dampak yang tinggi," kata Bill Gates.
Menurutnya, mereka tidak dapat, atau tidak seharusnya, ingin menghabiskan semuanya sendiri.
"Sampai kita bisa menyingkirkan malaria dan TBC, dan semua penyakit yang begitu mengerikan di negara-negara miskin, itu akan menjadi fokus total saya," tegas dia.
Upaya filantropisnya telah membuat langkah. Kemitraan Bill dan Melinda Gates Foundation dengan Pengadilan Putra Mahkota Abu Dhabi baru saja berhasil membantu memberantas onchocerciasis, umumnya dikenal sebagai kebutaan sungai, di Niger, negara Afrika pertama yang melakukannya.
Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui paparan gigitan lalat hitam yang terinfeksi berulang kali dan dapat menyebabkan kebutaan permanen.
Lebih dari 99 persen orang yang terinfeksi kebutaan sungai tinggal di 31 negara Afrika, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Pendiri Microsoft ini mengatakan, jika dia memiliki satu aspirasi untuk 2022, yakni memberantas polio.
"Itu alasan besar dan penting bagi saya. Jadi, jika Afghanistan dapat tetap stabil, sepertinya kita akhirnya akan menurunkan polio liar hingga nol. Dan kami telah mengerjakannya selama lebih dari 20 tahun," tuturnya.
Tapi ada banyak tantangan. Gates mengatakan karena orang-orang di seluruh dunia tidak melihat penyakit ini, inisiatif untuk membantu menyembuhkan mereka sangat kekurangan dana.
"Kami benar-benar perlu berinvestasi dalam kesehatan Afrika, agar anak-anak bertahan hidup. Kami selalu keluar dan mengatakan kami ingin lebih banyak pemerintah dan dermawan untuk terlibat," ungkapnya.
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, Bill Gates, bersama Melinda Gates dan Warren Buffett, menciptakan Giving Pledge, sebuah komitmen yang dibuat oleh 40 orang terkaya Amerika untuk memberikan sebagian besar kekayaan mereka guna mengatasi beberapa masalah paling mendesak di dunia.