BMKG: Jember Punya Sejarah Gempa Merusak Sejak 1896

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 17 Desember 2021 | 20:57 WIB
BMKG: Jember Punya Sejarah Gempa Merusak Sejak 1896
Kondisi rumah terdampak gempa di Jember, Jawa Timur, Kamis (16/12/2021). [Beritajatim.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan berdasarkan catatan sejarah, Kabupaten Jember diguncang gempa merusak lebih dari enam kali sejak tahun 1896.

"Data ini kiranya sudah cukup untuk menjadi bukti bahwa wilayah Jember merupakan daerah rawan gempa," ujar Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (17/12/2021).

Daryono menjelaskan Jember berdekatan dengan sumber gempa potensial yaitu subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur (zona megathrust).

Selain itu, wilayah Jember juga berdekatan dengan sumber-sumber gempa sesar aktif baik yang ada di daratan maupun di dasar laut.

Baca Juga: BMKG Catat 663 Gempa Susulan Usai Gempa Flores 14 Desember

Pada tahun 1896, gempa Lumajang-Jember mencapai skala intensitas VIII-IX MMI menyebabkan banyak rumah rusak berat. Kemudian pada 8 Juli 2013 magnitudo 5,9 menyebabkan 7 rumah warga rusak.

Gempa Jember pada 16 November 2016 magnitudo 6,2 menyebabkan banyak rumah rusak. Selain itu pada 10 Oktober 2018 magnitudo 6,1 menyebabkan kerusakan bangunan rumah dan fasilitas umum.

Gempa kelima pada 16 Desember 2021 dengan magnitudo 5,0 menyebabkan lebih dari 38 rumah rusak dan terakhir pada 16 Desember 2021 kemarin menyebabkan lebih dari 38 bangunan rumah.

"Gempa Jember 16 Desember 2021 kemarin menyebabkan lebih dari 38 bangunan rumah rusak. Gempa ini ternyata lokasi episenternya sangat dekat dengan Gempa merusak di Jember pada 1967 dengan guncangan mencapai skala intensitas VIII-IX MMI hingga menyebabkan banyak rumah rusak berat saat itu," ujar Daryono.

Selain itu Daryono juga mengatakan bahwa gempa Jember pekan ini adalah peringatan penting untuk membangun rumah yang punya kualitas tahan gempa.

Baca Juga: Cerita Ayah yang Putrinya Terjebak di Kamar Mandi saat Gempa Jember: Dia Tak Bisa Lari

"Jika gempa dengan magnitudo 5 saja sudah membuat bangunan rumah rusak, terus bagaimana jika gempa yang terjadi memiliki magnitudo 6, 7, dan 8?" ujar dia.

Banyaknya kerusakan bangunan akibat gempa Jember bermagnitudo 5,0 menunjukkan mitigasi struktural terkait kualitas bangunan tahan gempa dan aman gempa belum berjalan dengan baik.

"Perlu ada evaluasi dan penilaian pada seluruh bangunan di setiap daerah rawan gempa," beber Daryono.

Ia menganjurkan masyarakat untuk membangun rumah dengan bahan ringan, seperti dari kayu atau bambu, jika belum mampu membangun rumah tahan gempa.

"Gempa sebenarnya tidak membunuh atau melukai, tetapi rumah yang roboh saat diguncang gempa adalah penyebabnya. Sehingga solusi utama terkait mitigasi gempa adalah merealisasi bangunan tahan gempa atau ramah gempa," tutup dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI