Suara.com - Profesor Riset Astronomi-Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa, LAPAN-BRIN, Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa banjir rob, seperti yang terjadi beberapa hari belakangan di Jakarta dan sejumlah daerah pesisir di Indonesia diprakirakan akan semakin sering terjadi.
Thomas, dalam blog pribadinya, Selasa (7/12/2021) menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat banjir rob semakin sering terjadi di Tanah Air. Suara.com telah memperoleh izin untuk mengutip blog tersebut.
Pertama, jelas dia, adalah faktor faktor lokal wilayah pantai, yaitu terjadinya penurunan permukaan tanah atau land subsidence.
"Beberapa kajian menunjukkan adanya penurunan tanah di sejumlah wilayah pantai utara Jawa, seperti Jakarta. Diduga penyebabnya adalah faktor alami pemadatan tanah endapan," beber Thomas
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Berencana Relokasi Warga Terdampak Banjir Rob ke Rusun
Di beberapa kota besar, seperti Jakarta, diduga juga ada faktor antropogenik atau akibat aktivitas manusia, yaitu pengambilan air tanah yang berlebihan dan beban banyaknya bangunan.
Tetapi ada faktor lain yang membuat banjir rob semakin sering terjadi di daerah yang tidak mengalami penurunan permukaan tanah, seperti di Kepulauan Seribu.
"Sebab utamanya adalah efek pemanasan global dan efek siklus orbit bulan. Dua hal itu bersifat global," jelas Thomas.
Ia menguraikan, pemanasan global diprakirakan akan meningkatkan volume air laut karena pemuaian dan melelehnya gunung-gunung es. Sementara siklus orbit bulan akan menyebabkan bidang orbit bulan secara periodik - setiap 18,6 tahun - akan makin mendekati bidang ekuator.
"Itu berdampak peningkatan efek pasang maksimum," imbuh dia.
Baca Juga: Jeritan Warga Muaragembong Bekasi Terkepung Banjir Rob
Thomas mengutip studi badan antariksa Amerika Serikat atau NASA pada Juli 2021 kemarin yang menunjukkan bahwa akibat siklus orbit bulan banjir rob akan makin sering terjadi di pantai-pantai Amerika Serikat mulai 2030-an.
Menurut Thomas, temuan NASA itu juga akan dikonfirmasi oleh studi yang digelar oleh para peneliti Pusat Riset Antariksa, LAPAN-BRIN, bersama BIG dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia pada 2022 mendatang. Mereka juga menduga efek siklus orbit bulan juga meningkatkan potensi banjir rob di Tanah Air.
Sebelumnya diwartakan bahwa banjir rob telah merendam sejumlah kota di Indonesia sejak pekan lalu. Banjir rob diketahui terjadi di Jakarta, Tangerang, Karawang, Indramayu, Pekalongan, NTB, beberapa daerah di Kalimantan, Makassar, hingga Maluku.