Suara.com - CEO Qualcomm, Cristiano Amon, memprediksi krisis chip global yang saat ini melanda perusahaan teknologi bakal segera berkurang. Ia juga memperkirakan situasinya akan berangsur pulih tahun depan.
"Pasokan tahun ini lebih baik dari 2020 dan situasinya diperkirakan bakal lebih baik pada 2022, khususnya jika dibandingkan dengan 2020," tutur Amon, dikutip dari Gizmochina, Minggu (5/12/2021).
Pernyataan ini seolah memberikan harapan karena krisis chip membuat perusahaan teknologi kesulitan mendapatkan komponen untuk perangkat seperti smartphone hingga laptop.
Pendapat Amon juga berbeda dari bos perusahaan teknologi lainnya yang sebelumnya sudah mengatakan topik serupa.
Baca Juga: Oli Mesin Bisa Berkurang, Ini Tanda yang Bisa Dirasakan Pada Mobil
Sebut saja CEO Intel, Pat Gelsinger, yang memperkirakan krisis chip global masih terus berlanjut hingga tahun 2023. Sementara CEO Arm, Simon Segars, juga sebelumnya memperkirakan kekurangan komponen makin memburuk dibanding sekarang.
Krisis chip sendiri sudah berlangsung sejak awal pandemi Covid-19 tahun 2020. Akibatnya, perusahaan smartphone tidak mendapatkan cukup komponen untuk perangkat mereka dan tidak bisa memenuhi permintaan pasar.
Namun produsen chip lain seperti MediaTek justru semakin bertumbuh berkat kesenjangan permintaan pasar dan pasokan yang diakibatkan krisis chip tersebut.
Di Indonesia, krisis chip mulai dirasakan oleh Xiaomi. Perusahaan smartphone dan teknologi lain asal China ini mengumumkan kenaikan harga ponsel beberapa bulan lalu akibat kekurangan komponen.
Baca Juga: Qualcomm Rilis Snapdragon 8cx Gen 3 dan Snapdragon 7c+ Gen 3, Prosesor Baru Laptop