OVO: Hanya 38% Masyarakat Indonesia yang Paham Literasi Keuangan

Selasa, 30 November 2021 | 19:26 WIB
OVO: Hanya 38% Masyarakat Indonesia yang Paham Literasi Keuangan
Ilustrasi aplikasi OVO . [Google Play Store]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dompet digital OVO mengungkap bahwa literasi keuangan masyarakat masih rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), OVO menyebut hanya 38 persen masyarakat Indonesia yang paham mengenai lembaga dan produk keuangan.

Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra menilai, tantangan itu memicu OVO untuk berkomitmen meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui akselerasi transformasi digital di Indonesia.

Ia mengklaim, OVO terus mengembangkan bisnisnya tak hanya sebagai platform pembayaran digital, tetapi juga memperluas proposisi untuk menyediakan layanan keuangan lain seperti investasi, proteksi, dan pinjaman.

"Hal ini merupakan wujud nyata upaya kami untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang,” jelas Karaniya dalam konferensi pers virtual, Selasa (30/11/2021).

Baca Juga: OVO Jangkau Pengguna Pelosok Daerah, Kerja Sama Pos Indonesia, Bukalapak, Lotte Mart

Karaniya juga melihat transaksi menggunakan uang elektronik semakin diminati masyarakat Indonesia. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) pada Januari 2021, transaksi uang elektronik mencapai Rp 20,7 triliun, meningkat 30,7 persen dari sebelumnya.

Selama empat tahun berdiri, OVO mengklaim telah diterima positif oleh masyarakat Indonesia. Dalam riset yang dijalankan Kadence International Indonesia, OVO berhasil memikat sembilan dari 10 masyarakat dengan 71 persen pengguna aktif yang tersebar di 430 kota dan kabupaten di seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, OVO memiliki lebih dari 1,2 juta merchant QRIS yang didominasi oleh sektor UMKM, mulai dari warung, kedai, pedagang kaki lima, hingga usaha-usaha yang sudah ternama.

Berbagai proses dan upaya OVO dalam mengakselerasi transformasi digital di segala lapisan, baik masyarakat, UMKM dan mitra, menciptakan siklus pertumbuhan yang positif. Tercatat, sebanyak 70 persen pelaku UMKM mengalami peningkatan transaksi harian dengan rata-rata peningkatan sebesar 30 persen.

Kemudian, rata-rata pendapatan per bulan pun meningkat 27 persen bagi 68 persen responden yang mengalami peningkatan pendapatan bulanan setelah bergabung dengan OVO.

Baca Juga: Melengkapi Layanan Uang Elektronik, IMkas Resmi Diluncurkan

Karaniya percaya, akselerasi transformasi pembayaran digital yang dilakukan OVO bisa membantu meningkatkan literasi di inklusi keuangan di Indonesia, serta mendukung pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional.

"Melalui semangat kolaborasi OVO dengan merchant, mitra, dan pemangku kepentingan, OVO menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia untuk setiap kemudahan, keamanan dan kenyamanan bertransaksi digital, tidak perlu lagi untuk berpindah-pindah aplikasi,” ujar Karaniya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI