Mayoritas dari Facebook, Kominfo Temukan 5.162 Hoaks Covid-19 hingga 25 November 2021

Minggu, 28 November 2021 | 15:00 WIB
Mayoritas dari Facebook, Kominfo Temukan 5.162 Hoaks Covid-19 hingga 25 November 2021
Ilustrasi berita hoaks [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan isu 1.999 hoaks Covid-19 dari 5.162 unggahan di media sosial sejak Januari 2020 hingga 25 November 2021.

Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi menyatakan, mayoritas hoaks Covid-19 itu berasal dari Facebook dengan jumlah 4.463 unggahan.

Ia mengaku Kominfo juga sudah memutus akses sebagian konten hoaks Covid-19.

"Kini pemutusan akses telah dilakukan terhadap 5031 unggahan hoaks Covid-19 dan 131 unggahan lainnya sedang dalam proses tindak lanjut," kata Dedy dalam siaran pers, dikutip Minggu (28/11/2021).

Baca Juga: Jika Prestasi Seseorang Ditentukan Oleh Jumlah Like di Media Sosial

Selain itu, Kominfo juga menemukan kabar hoaks terkait vaksinasi Covid-19 dengan 395 isu dalam 2.449 unggahan di media sosial.

Diketahui, penyebaran hoaks vaksin Covid-19 paling banyak muncul di Facebook dengan 2.257 unggahan.

Ilustrasi vaksin Covid-19 [Foto: Antara]
Ilustrasi vaksin Covid-19 [Antara]

Pemutusan akses sudah dilakukan terhadap 2.449 unggahan hoaks vaksinasi Covid-19.

Selanjutnya adalah hoaks terkait kebijakan PPKM dengan 48 isu pada 1.194 unggahan di media sosial.
Lagi-lagi penyebaran terbanyak ada di Facebook dengan 1.176 unggahan.

Dedy mengaku sudah melakukan pemutusan akses terhadap 1.038 unggahan dan 156 unggahan lainnya tengah ditindaklanjuti.

Baca Juga: Indosat GIG Tutup Akhir November, Kominfo Minta IM2 Tetap Lindungi Konsumen

Adapun contoh isu hoaks terkait Covid-19 yang ditemukan selama beberapa hari terakhir, yakni pada 18 November 2021 menyebut, CEO Pfizer ditangkap FBI karena penipuan dan pemalsuan data vaksin.

Kemudian hoaks pada 19 November terkait Aliansi Dokter Dunia yang menyatakan varian Delta (India) tidak ada.

Kemudian disinformasi pada 20 November terkait anggota parlemen Austria meninggal dunia karena vaksin Covid-19.

Lalu ada disinformasi pada 22 November mengenai klaim Pfizer digunakan untuk melacak manusia di seluruh dunia.

Hoaks terakhir pada 24 November adalah detoks mandi dengan ramuan soda kue, garam epsom, boraks, dan tanah liat bentonit dapat menghilangkan kandungan vaksin Covid-19.

Dedy menyebut, sejumlah hoaks yang masih terus menyebar menjadi salah satu kendala penanganan Covid-19 di Indonesia. Ia mengajak masyarakat untuk melawan penyebaran hoaks Covid-19.

Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi. [Antara]
Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi. [Antara]

"Bersama-sama kita jaga generasi muda untuk masa depan yang lebih baik, terlindungi dari Covid-19, dan tumbuh menjadi generasi yang cerdas dalam menghadapi hoaks," ujar Dedy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI