Suara.com - FinAccel, induk usaha yang Kredivo dan KrediFazz, mengumumkan siap melakukan penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) di bursa saham Amerika Serikat.
VP Marketing and Communications FinAccel, Indina Andamari mengatakan, rencana perusahaan melakukan IPO di bursa saham AS dilakukan lewat skema Special Purpose Acquisition Company (SPAC) bersama Victory Park Capital.
"FinAccel bersiap melakukan IPO di bursa saham AS lewat skema SPAC bersama firma investasi global terdepan, Victory Park Capital," kata Indina dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/11/2021).
Sejak memulai debut pada 2016, FinAccel terus mengalami pertumbuhan pesat melalui anak perusahaannya, Kredivo. Kini, aplikasi tersebut sudah memiliki lebih dari 4 juta pengguna atau mencapai 50 persen dari basis pengguna kartu kredit di Indonesia.
Baca Juga: Kredivo Buka 100 Lowongan Kerja, Yang Lulus Bakal Dihadiahi Motor Yamaha R25
"Ini menjadikannya sebagai pemimpin industri Buy Now Pay Later (BNPL) dengan wallet share setidaknya 50 persen di mayoritas merchant e-commerce di Indonesia," tambah Indina.
FinAccel melalui Kredivo juga sudah resmi ekspansi ke Vietnam. Nantinya, mereka akan menargetkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya.
Tak hanya Kredivo, FinAccel juga meresmikan satu produk baru yang disebut KrediFazz. Ini dihadirkan untuk memperluas ekosistem keuangan digital ke lebih banyak masyarakat Indonesia.
Melalui Kredivo yang berlisensi multifinance dan berfokus dalam pembiayaan di e-commerce serta KrediFazz yang berfokus pada P2P lending, FinAccel ingin memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya dalam memproses pinjaman.
"FinAccel terus memperluas akses kredit bagi masyarakat underbanked, dengan pertumbuhan signifikan baik dalam jumlah penyaluran pinjaman maupun jumlah pengguna," ujar Indina.
Baca Juga: Kantongi Lisensi P2P Lending OJK, KrediFazz Perluas Akses Kredit
KrediFazz menawarkan keunggulan yang sama dengan Kredivo, yakni bunga yang rendah, proses online dengan persetujuan cepat, dan jaminan keamanan setara dengan bank.
Lebih lanjut, pertumbuhan FinAccel sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Berdasarkan laporan SEA e-Conomy tahun 2021 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai 146 miliar dolar AS pada 2025.
Dengan ini, Indina mengaku pertumbuhan ini membuat perusahaan fokus pada tiga strategi. Pertama, meningkatkan kolaborasi strategis dan inovasi untuk menghadirkan produk keuangan digital unggulan dengan tetap menerapkan bunga rendah.
"Kedua, memperluas use cases guna menjaga relevansi dalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Ketiga, memperluas jangkauan di pasar regional serupa yang minim akses kredit, berbekal kemampuan model risiko kami yang terdepan di industri," jelasnya.