Waduh! Serangan Brute Force di Indonesia Paruh Pertama 2021 Naik 2 Digit

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 16 November 2021 | 16:01 WIB
Waduh! Serangan Brute Force di Indonesia Paruh Pertama 2021 Naik 2 Digit
Ilustrasi bekerja dari rumah. (Unsplash/Bench Accounting)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan statistik terbaru dari perusahaan keamanan siber global Kaspersky, serangan brute force yang menargetkan pengguna Remote Desktop Protocol (RDP) di Indonesia menunjukkan peningkatan.

Tidak tanggung-tanggung peningkatannya hingga dua digit, yakni 24 persen pada enam bulan pertama 2021, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Antara Januari hingga Juni 2021, Kaspersky mencatat total 20.847.706 upaya serangan terhadap pengguna dengan Microsoft RDP terinstal di desktop mereka di Indonesia.

Ini adalah lonjakan signifikan dibandingkan dengan 16.854.459 pada paruh pertama 2020.

Baca Juga: 4 Tips Mencegah Upaya Phising

Di Indonesia, Februari lalu mencatat angka tertinggi dengan 7.153.761 percobaan serangan. Secara global, Kaspersky telah mendeteksi 377,5 juta serangan brute force terhadap RDP.

RDP mungkin adalah protokol desktop jarak jauh yang paling populer dan digunakan untuk mengakses workstation atau server Windows.

Serangan Brute Force. [Kaspersky]
Serangan Brute Force. [Kaspersky]

Pandemi Covid-19 memaksa sejumlah perusahaan menerapkan metode kerja jarak jauh, dan hingga saat ini masih banyak diterapkan di Indonesia.

Namun, metode kerja ini juga memiliki risiko keamanan apabila tidak dikelola dengan tepat salah satunya adalah serangan brute force.

Serangan ini menargetkan protokol yang digunakan karyawan untuk mengakses sumber daya perusahaan dari jarak jauh.

Baca Juga: DDoS Kuartal III Tumbuh 24 Persen, Menjadi Lebih Canggih

Brute force adalah upaya untuk menguji semua nama pengguna dan kata sandi yang berbeda sampai kombinasi yang benar ditemukan, hingga akhirnnya para peretas mendapatkan akses ke sumber daya perusahaan.

Sistem kerja jarak jauh kini menjadi tren dan terbukti menguntungkan baik bagi bisnis maupun karyawan pada saat yang bersamaan.

Menurut penelitian pada 2020, 5 dari 7 karyawan di Indonesia menunjukkan kepuasan dengan sistem kerja jarak jauh.

Chris Connell, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky mengungkapkan dalam keadaan normal, memindahkan seluruh tenaga kerja dari lingkungan perusahaan TI yang aman ke jaringan rumah dengan penerapan keamanan siber memadai, memerlukan perencanaan dan persiapan jangka panjang.

"Pandemi merampas kesempatan ini dan statistik serangan RDP terbaru kami menunjukkan bahwa para pelaku kejahatan siber mengeksploitasi celah tersebut,” ujarnya dalam keterangan resminya, Selasa (16/11/2021).

Meskipun begitu, Kaspersky melihat beberapa perusahaan mengambil langkah-langkah untuk mengamankan jaringan dan mengedukasi tenaga kerja mereka.

Ilustrasi peretas sedang melancarkan serangan siber. [Shutterstock]
Ilustrasi peretas sedang melancarkan serangan siber. [Shutterstock]

"Situasi pandemi terus membaik tetapi data menunjukkan bahwa pekerjaan jarak jauh akan tetap ada sehingga kita lebih baik menerapkan kebijakan konkret dan solusi efektif untuk mengamankannya, ” tutup Connell.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI