Di AIIS 2021, BRIN Beri Penghargaan untuk Huawei

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 10 November 2021 | 22:52 WIB
Di AIIS 2021, BRIN Beri Penghargaan untuk Huawei
BRIN memberikan penghargaan untuk Huawei di ajang AIIS 2021. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Kolaborasi Riset dan Inovasi Nasional (Korika) memberikan penghargaan utama kepada penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Huawei karena dinilai mampu memberikan kontribusi dalam perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.

Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan dalam gelaran Artificial Intelligence Innovation Summit (AIIS) pada Rabu. Sejak diselenggarakan pada 2020, AIIS diharapkan menjadi gelaran edukatif yang memfasilitasi para pemangku kepentingan untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang ditetapkan Strategi Nasional (Stranas) AI.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengapresiasi atas komitmen Huawei Indonesia dalam mendukung serta berkontribusi terhadap realisasi Strategi Nasional (Stranas) AI dan penguatan peran AI untuk meraih sejumlah capaian penting nasional.

“Kami menghargai dan mengapresiasi dukungan Huawei, dalam mendukung visi pemerintah terutama untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju berbasis riset dan inovasi yang selaras dengan visi-misi Stranas AI,” kata Handoko melalui siaran pers dikutip Rabu (10/11/2021).

Baca Juga: Huawei Indonesia Siapkan Talenta Digital demi Pekerjaan Masa Depan

Pihaknya berharap Huawei Indonesia akan meningkatkan perannya dalam mendukung optimalisasi pengaplikasian teknologi AI di berbagai bidang strategis.

Handoko menyebutkan bahwa AI akan dimanfaatkan untuk menyelesaikan beberapa tantangan di lima area prioritas demi mengamankan masa depan Indonesia.

Kelima area prioritas yang dimaksud adalah layanan kesehatan, perampingan birokrasi, pendidikan dan riset, keamanan pangan, serta mobilitas, transportasi, dan smart city.

Oleh karena kelima area tersebut menjadi komponen wajib agar Indonesia dapat menyandang status negara maju, kekuatan AI untuk mengotomatisasi berbagai pekerjaan manual dan menganalisis data dengan volume yang besar patut digunakan secara maksimal.

Sementara itu, Ketua Umum Korika Hammam Riza menyebutkan beberapa tantangan yang menghambat laju adopsi AI, salah satunya adalah kesiapan tenaga kerja dan talenta digital.

Baca Juga: Huawei ICT Competition Lahirkan SDM Digital Indonesia Berdaya Saing Global

Selain itu, kesiapan regulasi untuk mengatur penggunaan AI secara etis dan bertanggung jawab, kesiapan infrastruktur teknologi dan ketersediaan data, serta kesiapan industri serta sektor publik dalam mengadopsi berbagai inovasinya sendiri juga menjadi deretan tantangan yang perlu diperhatikan.

“Di ambang digitalisasi perekonomian Indonesia secara masif, kita perlu bersama-sama memastikan bahwa ekosistem sudah cukup matang untuk menyambut berbagai inovasi yang bisa dimunculkan teknologi AI,” tutur Hammam. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI