Suara.com - NASA kembali memundurkan tanggal targetnya untuk mengembalikan manusia ke Bulan, yang diprediksi akan terjadi pada 2025, sebelumnya pada 2024.
Penundaan tersebut disebut NASA karena tuntutan hukum atas kontrak untuk pendarat bulan, serta perubahan pada ruang lingkup beberapa program NASA dan pandemi Covid-19.
Badan antariksa asal Amerika Serikat tersebut berencana mengembalikan manusia ke bulan dengan program andalannya, disebut Artemis.
Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, NASA berharap dapat mendaratkan perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama di Bulan dekade ini.
Selain itu, menemukan cara berkelanjutan untuk hidup dan bekerja di permukaan Bulan.
Artemis mengandalkan rangkaian kendaraan yang rumit, termasuk Sistem Peluncuran Luar Angkasa, atau SLS.
![Megaroket SLS NASA. [NASA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/06/15/90728-megaroket-sls-nasa.jpg)
SLS merupakan roket besar baru yang telah dikembangkan NASA selama dekade terakhir, dirancang untuk mengirim orang ke luar angkasa dan dekat Bulan di dalam kapsul kru baru yang disebut Orion.
Pada April lalu, NASA juga memberikan kontrak 2,9 miliar dolar AS kepada SpaceX untuk mengembangkan kendaraan Starship perusahaan yang akan mendaratkan manusia dengan lembut di permukaan Bulan.
Tanggal pendaratan 2024 adalah peninggalan pemerintahan Trump, yang juga mengarahkan NASA untuk mengembalikan manusia ke Bulan dan muncul dengan nama untuk program Artemis.
Baca Juga: Persiapan Pesawat Ruang Angkasa DART NASA, Misi Pertahanan Asteroid Pertama
Pada 2019, Wakil Presiden saat itu Mike Pence menantang NASA untuk mempercepat jadwal Artemis dan mendaratkan manusia pertama di Bulan untuk program tersebut pada 2024.