Suara.com - Peneliti di Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Herawati Sudoyo mengatakan Indonesia sebagai jalan raya genetik kuno yang menghubungkan Asia dan Pasifik.
Dengan demikian, peranan Indonesia penting dalam mengetahui asal-usul leluhur populasi manusia di dunia.
"Kita sudah menjawab ke dunia bahwa kepulauan Indonesia ini adalah suatu jalan raya yang besar atau jembatan besar yang menghubungkan Asia dan Pasifik," kata dia dalam Pembukaan Konferensi Nasional Sejarah XI 2021 secara dalam jaringan di Jakarta, Senin (8/11/2021).
Ia mengatakan manusia leluhur di Asia dan Pasifik tentu harus melewati Indonesia ketika mereka bermigrasi sehingga Indonesia menyimpan data untuk menjelaskan bagaimana hubungan Asia dan Pasifik terkait dengan asal-usul leluhur mereka.
Baca Juga: Sebanyak 28 Spesies Baru Kumbang Moncong Ditemukan di Sulawesi
Tanpa ada data dari Indonesia, menurut dia, akan ada suatu lubang besar yang tidak dapat memberikan jawaban kepada dunia tentang hubungan Asia dan Pasifik.
"Indonesia sangat penting untuk dunia. Tanpa Indonesia, tidak ada jawaban bagaimana hubungan Asia dengan Pasifik," ujarnya.
Herawati mengatakan DNA (deoxyribonucleic acid) berisi informasi genetik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Dengan mempelajari DNA maka dapat menguak asal-usul leluhur serta mempelajari struktur dan hubungan populasi.
Dengan mempelajari DNA, juga dapat mengembangkan gambaran pembauran genetik dalam skala spasial yang berbeda di seluruh Nusantara dan interkoneksi global.
Ia mengemukakan bahwa mempelajari dampak pembauran genetik juga berhubungan dengan varian genetik dan potensi kesehatan. Kemajuan teknologi tentunya membantu mempelajari DNA sehingga mampu mengungkap asal-usul manusia modern.
Baca Juga: Dari Mojokerto Hingga Flores, Ini Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia
"DNA itu memperlihatkan arsip masa lalu," kata dia.
Penelitian terhadap DNA telah menunjukkan Homo sapiens atau manusia modern berasal dari Afrika, sehingga leluhur Indonesia juga berasal dari Afrika.
"DNA membuktikan leluhur Homo sapiens berasal dari Afrika," ujarnya.
Saat itu, Homo sapiens menghuni Afrika, sedangkan Asia dan Eropa dihuni manusia purba, Neanderthal dan Denisovan. Pencampuran terjadi waktu leluhur Homo sapiens mulai menghuni Asia dan Eropa.
Kemajuan berganda, tumpang tindih, dan kawin silang (interbreeding) antarspesies, kata dia, menghasilkan pencampuran gen manusia purba Neanderthal dan Denisovan dengan manusia modern, Homo sapiens.
Motif DNA pada populasi global menggambarkan pola spesifik berdasarkan asal geografis. Hal itu menunjukkan leluhur Homo sapiens berkelana menyebar ke seluruh dunia.
"Jadi genom manusia merupakan informasi dalam tubuh kita yang bercerita tentang diri kita," kata Herawati.
Ia mengemukakan bahwa dengan mengetahui pembauran genetik tersebut juga akan membantu memahami gelombang migrasi leluhur dan hasil atau proporsi pembauran pada populasi etnik yang ada. [Antara]