Diperkirakan 10 Ha Lahan Pulau Rinca Terbakar, Bagaimana Nasib Komodo?

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 03 November 2021 | 17:35 WIB
Diperkirakan 10 Ha Lahan Pulau Rinca Terbakar, Bagaimana Nasib Komodo?
Upaya pemadaman kebakaran Pulau Rinca, salah satu habitat komodo di Manggarai Barat, NTT pada Rabu dini hari (3/11/2021). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) memperkirakan lahan yang terbakar di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, seluas 10 hektare.

"Perkiraan sementara itu 10 hektare, letaknya di bagian atas," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha BTNK Dwi Putro Sugiarto kepada wartawan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Rabu (2/11/2021).

Pulau Rinca merupakan pulau dengan jumlah populasi komodo paling besar di TNK Komodo. Per 2019, diperkirakan sekitar 1500 ekor komodo hidup di Pulau itu. Jumlah itu setara dengan separuh dari total populasi Komodo pada 2019.

Di Pulau Rinca juga sedang dibangun beberapa fasilitas dan prasarana untuk para wisatawan. Pembangunan itu banyak dikritik karena dinilai bisa membahayakan populasi komodo yang belum lama ini dimasukkan dalam daftar binatang terancam punah oleh IUCN.

Baca Juga: Api Sudah Dipadamkan, BTNK Selidiki Pemicu Kebakaran di Pulau Rinca

Dwi, seperti dilansir dari Antara, mengklaim tidak ada komodo yang berada di sekitar lokasi saat kebakaran terjadi.

Dia menyebutkan lahan terbakar tersebut berada di Loh Serai SPTN Wilayah I BTNK. Tim BTNK terus mengkaji penyebab kebakaran sabana di Loh Serai dan akan memperkirakan luas wilayah terbakar menggunakan bantuan unmanned aerial vehicle (UAV) serta digitalisasi peta untuk memperoleh data yang lebih akurat.

Dwi mengatakan lokasi tersebut berada di Pulau Rinca bagian utara. Informasi kebakaran ini pun pertama kali dilaporkan oleh Kepala Resort Gill Lawa Rijal Mewar pada pukul 15.25 Wita kepada Kepala BTNK.

Semula tim patroli Resort Gili Lawa yang dikoordinir oleh Rijal melihat adanya kepulan asap di bagian barat Pulau Rinca dan bergegas menuju lokasi untuk melakukan investigasi pada pukul 16.05 Wita.

Berdasarkan hasil penelusuran tim pertama yang turun ke lokasi kebakaran, mereka tidak menemukan tanda-tanda atau aktivitas manusia di sana.

Baca Juga: Pulau Rinca, Habitat Utama Komodo di Manggarai Barat, Dilanda Kebakaran

Kondisi di lokasi sendiri kering, terjal dan hampir tidak ada pohon di sana. Tim mengatakan belum menemukan adanya tanda-tanda kebakaran yang disebabkan oleh manusia. Penyebab kemunculan api juga masih dalam penyelidikan, namun mereka menduga disebabkan karena cuaca yang sangat kering dan panas.

Secara gamblang Dwi menyampaikan Rijal bersama anggota kelompok 1 berusaha memadamkan api di bagian utara Loh Serai selama kurang lebih enam jam pemadaman.

Akhirnya api di bagian utara berhasil padam sepenuhnya pada pukul 00.15 Wita. Sebagian anggota kelompok 1 melanjutkan upaya pemadaman kebakaran ke arah timur Loh Serai sekaligus memantau perkembangan titik api di bagian utara pada pukul 02.20 Wita.

Kemudian kelompok 1 bergerak menuju arah timur Loh Serai untuk menyokong kelompok 2 yang sedang bekerja keras memadamkan titik api pada wilayah tersebut sebelumnya.

Selanjutnya kelompok 2 sempat mengalami keterbatasan logistik dan kembali turun ke wilayah pesisir untuk mengisi ulang amunisi dan persediaan. Namun kelompok 2 akhirnya berhasil memadamkan beberapa titik api di bagian timur sekitar pukul 05.30 Wita.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Rijal, kebakaran sabana di Loh Serai hampir sepenuhnya berhasil dipadamkan pada pukul 07.15 Wita. Pemadaman dilakukan menggunakan dedaunan karena keterbatasan dalam membawa alat berat untuk menjangkau titik api.

Dwi menegaskan bahwa tugas terpenting para Jagawana (penjaga) BTNK adalah memastikan agar kebakaran tidak mencapai ekosistem hutan gugur terbuka, karena memerlukan waktu regenerasi hutan yang lebih lama dan berdampak besar pada keberlangsungan hidup satwa liar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI