Facebook, Twitter, Snapchat, dan YouTube Rugi Rp 140 Triliun Akibat Ulah Apple

Selasa, 02 November 2021 | 14:37 WIB
Facebook, Twitter, Snapchat, dan YouTube Rugi Rp 140 Triliun Akibat Ulah Apple
Ilustrasi media sosial (Pexels).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Facebook, Twitter, Snap (Snapchat), dan YouTube dilaporkan rugi 9,85 miliar dolar AS atau sekitar Rp 140 triliun selama semester satu 2021 karena fitur anti pelacak data Apple.

Dari empat perusahaan, Facebook mengalami penurunan terbesar secara keseluruhan dengan kerugian yang diperkirakan lebih dari 8 miliar dolar AS atau Rp 114 triliun.

Sementara Snap menjadi yang terburuk secara persentase karena perusahaan hanya fokus di smartphone. Sebab Snapchat sendiri hanya tersedia untuk aplikasi ponsel.

Penurunan pendapatan ini disebabkan karena fitur app tracking transparency (ATT) Apple.

Baca Juga: Mark Zuckerbrg Didesak Mundur dari Facebook

Fitur ini memungkinkan data pengguna tidak bisa dilacak, yang menyebabkan iklan tak bisa disesuaikan dengan identitas mereka.

Perusahaan teknologi periklanan, Lotame, mengungkap bahwa pendapatan keempat perusahaan itu turun 12 persen di kuartal tiga dan empat, dengan total Rp 140 triliun.

Logo Apple. [Free-Photos/Pixabay]
Logo Apple. [Free-Photos/Pixabay]

COO Lotame, Mike Woosley menyatakan, para pengiklan mengalami penurunan karena sebagian besar pengguna memilih untuk tidak mau dilacak dari aplikasi.

Woosley mencontohkan, pengiklan hanya perlu mengeluarkan 5 dolar AS untuk mengiklankan satu merek pakaian dalam ke 1.000 pria.

Saat fitur ATT diaktifkan, maka pengiklan mesti mencari 2.000 orang untuk 1.000 pria karena angka itu gabungan dari perempuan dan lelaki.

Baca Juga: Misi Tersembunyi di Balik Pergantian Nama Facebook ke Meta

"Akibatnya, biaya iklan menjadi berlipat ganda kehilangan peluang 50 persen," ujar Woosley, dikutip dari Apple Insider, Selasa (2/11/2021).

Di sisi lain, Apple melihat bisnis periklanannya meningkat dengan angka 18,3 miliar atau Rp 260 triliun.

Kebijakan ini membuat perusahaan media sosial mesti mencari cara lain, entah fokus di perangkat Android atau tetap memilih iklan di Apple.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI