Suara.com - Netzme, bekerjasama dengan Bank Indonesia meluncurkan Desa Digital QRIS di Rambeanak, sebuah desa dekat Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (31/10/2021). Peresmian ini sekaligus menyambut dibukanya kembali pariwisata Indonesia di tengah turunnya kasus Covid-19 di Tanah Air.
Rambeanak merupakan salah satu desa wisata pendukung Borobudur. Desa ini bisa dicapai hanya sekitar 15 menit dari candi kuno tersebut. Selain itu, Rambeanak, yang memiliki alam asri, memproduksi beras dan tembakau. Di sana juga terdapat UMKM yang menghasilkan berbagai macam kerajinan ijuk, cipring, wingko babat, dan lain-lain.
Dari segi wisata, Desa Rambeanak terkenal dengan Arung Jeram Sungai Elo, field trip desa, Pasar Gedhangan, dan ziarah Makam Si Mbah Kuning Ijo.
“Digitalisasi di Desa Rambeanak membawa angin perubahan yang segar. Warga jadi antusias untuk belajar segala macam hal tentang keuangan dan sistem pembayaran digital," kata Muhammad Maftufudin, Kepala Desa Rambeanak yang ditemui di sela-sela peresmian Desa Digital QRIS.
Baca Juga: Netzme Hadirkan Desa Wisata QRIS Pertama di Jateng
Ia mengaku Rambeanak banyak kedatangan turis dari Candi Borobudur. Mereka biasanya membeli oleh-oleh, berwisata kuliner, atau sekadar beli air botol dan jajanan di toko kelontong.
"Dengan adanya QRIS, toko kelontong jadi seperti naik tingkat,” lanjut dia sembari mengatakan transaksi digital juga lebih aman karena dilakukan tanpa kontak fisik.
Lebih lanjut Maftufudin bercerita bahwa Rambeanak sangat bergantung pada sektor pariwisata. Sejak Pandemi COVID-19, ekonomi desa mencapai titik stagnan karena sepinya aktivitas turisme.
Tetapi dalam proses pembentukan Desa Digital QRIS yang digagas Netzme, warga Rambeanak tidak hanya dibimbing bertransaksi menggunakan QRIS akan tetapi juga diajarkan bagaimana mengembangkan bisnis secara digital.
Program Desa Digital QRIS pada intinya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, inklusi keuangan, serta literasi digital masyarakat desa. Hal ini dilakukan dengan cara membangun ekosistem digital desa berbasis QRIS yang memungkinan seluruh warga desa dan UMKM bertransaksi menggunakan pembayaran non-tunai di kesehariannya.
Baca Juga: BI: Transformasi Digital Bisa Pulihkan Ekonomi Jawa Barat
Program kolaborasi Netzme dan Bank Indonesia ini telah berhasil mendigitalisasi lebih dari 2.000 Kepala Keluarga (KK) dan 200 UMKM di Desa Rambeanak. Beberapa bisnis BUMDes yang telah terdigitalisasi QRIS adalah Bank Sampah, UMKM lokal, dan Pasar Mingguan Gedhangan.
"Desa-desa di Indonesia menyimpan banyak potensi yang luar biasa untuk perekonomian Indonesia," kata Vicky Ganda Saputra, CEO PT Netzme Kreasi Indonesia dalam acara tersebut.
Ia berharap program ini menjadi alat pacu bagi masyarakat desa agar dapat lebih mengoptimalisasikan seluruh potensinya.
"Bersamaan dengan momen peluncuran desa digital ini, kami hendak mengajak lebih banyak lagi calon kolaborator strategis untuk bekerjasama bersama dengan Netzme dan Bank Indonesia dalam membangun bangsa mulai dari desa" pungkas dia.
Sebelum di Rambeanak, Netzme pada pekan ini juga meresmikan desa digital QRIS di Tawangsari, Boyolali, Jawa Tengah. Peresmian ini digelar dalam kerja sama dengan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo. Sementara pada Agustus lalu, peresmian desa digital QRIS juga digelar di Sukaraja, Ciamis, Jawa Barat.