Suara.com - Gojek resmi berusia 11 tahun sejak pertama kali diluncurkan pada 13 Oktober 2010 lalu. Hingga Juni 2021, aplikasi Gojek telah diunduh hingga lebih dari 190 juta kali.
"Ini menandakan Gojek semakin menjadi andalan masyarakat," kata Kevin Aluwi, Co-Founder dan CEO Gojek dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/10/2021).
Kevin menyebutkan, riset dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) memperkirakan kontribusi ekonomi ekosistem digital Gojek dan GoTo Financial (di luar Tokopedia) menjadi 1,6 persen dari PDB Indonesia, atau sekitar Rp 249 triliun di tahun 2021.
"Kontribusi ekonomi ini meningkat 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya," tambah Kevin.
Baca Juga: Gojek Berambisi Sediakan Layanan Transportasi Beremisi Nol di 2030
Riset dari LD FEB UI juga menyebutkan bahwa mayoritas konsumen Gojek tetap loyal. Sebanyak 86 persen pelanggan bahkan tetap memilih layanan Gojek meski sedang tak ada promo.
Kevin juga memamerkan capaian lain di ekosistem GoFood, layanan makanan milik Gojek. Saat ini, sudah ada 1 juta mitra usaha kuliner yang memanfaatkan GoFood, di mana 99 persen di antaranya berskala UMKM.
Kemudian, ada 250.000 mitra usaha baru bergabung di GoFood pada 2020. Sebanyak 43 persen dari mereka adalah pengusaha pemula.
Ia melanjutkan, kehadiran GoFood tidak hanya mempermudah pengusaha pemula go-online, tetapi juga mendukung pertumbuhan usahanya. Data internal perusahaan menunjukkan, pendapatan rata-rata bulanan mitra usaha yang baru bergabung ke GoFood pada kuartal dua tahun 2020 tercatat meningkat hingga 7 kali lipat.
"Gojek berkomitmen untuk selalu menghadirkan solusi guna memecahkan masalah yang masyarakat hadapi sehari-hari, sekaligus membantu meningkatkan kualitas hidup jutaan masyarakat pengguna aplikasi Gojek di Asia Tenggara, khususnya di sektor informal dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," jelas Kevin.
Baca Juga: Gojek Targetkan Pakai 5.000 Unit Motor Listrik untuk Layanan