Langgar Paten, 61 Model Smartphone Samsung Dilarang Dijual di Rusia

Minggu, 24 Oktober 2021 | 17:50 WIB
Langgar Paten, 61 Model Smartphone Samsung Dilarang Dijual di Rusia
Pusat pemerintahan Kremlin, tetangga Moskwa, sebagai ilustrasi ibu kota negara Rusia (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Samsung dilarang menjual 61 model smartphone produksinya di Rusia. Hal ini dikarenakan perusahaan asal Korea Selatan itu melanggar paten untuk layanan pembayaran elektronik, Samsung Pay.

Tidak disebutkan secara rinci model smartphone Samsung mana saja yang dilarang. Namun ponsel yang diblokir adalah model yang memakai aplikasi Samsung Pay, termasuk kelas flagship terbaru seperti Galaxy Z Fold 3 dan Galaxy Z Flip 3.

Bahkan ponsel segmen entry-level hingga menengah yang sudah dirilis sejak 2017 seperti Galaxy J5 turut dilarang, sebagaimana diwartakan Phone Arena, Minggu (24/10/2021).

Diperkenalkan di Indonesia pada Rabu (11/8/2021), harga Samsung Galaxy Z Flip 3 mulai Rp 15 juta. [Samsung Indonesia]
Samsung Galaxy Z Flip 3 mulai Rp 15 juta. [Samsung Indonesia]

Kasus ini bermula ketika seseorang bernama Victor Gulchenko mengajukan paten sistem transaksi online sejak 2013. Paten ini kemudian didaftarkan pada 2019 dan diberikan ke Sqwin Sa, perusahaan pembayaran seluler asal Swiss.

Baca Juga: Merek Mercedes-Benz Masuk 10 Besar Best Global Brands 2021

Sqwin SA kemudian menggugat Samsung terkait layanan Samsung Pay yang diklaim melanggar paten miliknya. Pengadilan Rusia kemudian menyetujui gugatan tersebut dan memutuskan melarang penjualan 61 smartphone Samsung di sana.

Keputusan memang sudah ditetapkan, tapi masih belum berlaku secara hukum. Samsung pun telah mengajukan banding atas gugatan tersebut.

Samsung Pay sendiri diperkenalkan resmi pada 2015. Layanan tersebut baru masuk ke Rusia setahun kemudian atau pada 2016.

Hingga saat ini, Samsung Pay menjadi sistem pembayaran online elektronik ke-3 paling populer di Rusia dengan 17 persen. Samsung Pay masih di bawah Apple Pay dengan 30 persen dan Google Pay dengan 32 persen.

Namun para ahli mengungkap bahwa dua layanan tersebut kemungkinan bisa jadi korban paten Sqwin Sa seperti Samsung Pay.

Baca Juga: Rusia Siapkan Kripto Jadi Cadangan Devisa Negara Demi 'Kalahkan Dolar AS'

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI