Suara.com - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan pihaknya akan menggandeng konsorsium swasta untuk membangun bandar antariksa Indonesia.
"Kami akan bermitra dengan konsorsium swasta. Bandara ini nantinya bukan sekadar fasilitas negara untuk riset, tetapi juga untuk bisnis peluncuran satelit,” kata Handoko, dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Jumat (21/10/2021).
Dia menuturkan kesiapan lahan dan investor menjadi dua syarat pembangunan bandar antariksa dapat dimulai. Ia juga meninjau calon lokasi bandar antariksa di Desa Saukobye, Biak Utara, Papua.
"Jika kedua syarat tersebut sudah jelas, BRIN akan memulai pembangunan," ujar Kepala BRIN.
Baca Juga: BRIN Pindahkan Eijkman ke Cibinong
Handoko mengatakan urgensi pembangunan bandar antariksa di Indonesia tidak terlepas dengan akan adanya kebutuhan terkait pengembangan teknologi keantariksaan nasional karena luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas banyak pulau.
Di sisi lain, katanya, Indonesia mempunyai pangsa pasar yang besar terkait keantariksaan dan pembangunan bandar antariksa tersebut sebagai upaya menciptakan nilai ekonomi dari kegiatan keantariksaan yang khususnya terkait peluncuran roket.
Menurut Kepala BRIN, keunggulan geografis Indonesia yang terletak di khatulistiwa, menjadikan Indonesia cocok menjadi pusat peluncuran satelit.
Indonesia berharap memiliki kemandirian dalam meluncurkan satelit untuk komunikasi, surveilans, mitigasi perubahan iklim dan mitigasi bencana.
Rencana pembagunan bandar antariksa di Indonesia kembali ramai mencuat setidaknya sejak 2019 lalu. Biak di Papua disebut-sebut sebagai lokasi paling ideal untuk membangun fasilitas berteknologi tinggi tersebut.
Baca Juga: BRIN Bangun Gedung Genomik untuk Riset Sains Kehidupan dan Lingkungan di Cibinong
Pemerintah sebelumnya mengatakan akan mengandalkan duit investor untuk membangun bandar antariksa di Nusantara. Presiden Joko Widodo pada Desember lalu bahkan sempat menawarkan pembangunan bandar antariksa kepada SpaceX, perusahaan roket dan satelit milik Elon Musk.
Sementara pada Februari lalu, Bahlil Lahadalia yang masih menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan ada investor yang melirik pembangunan bandar antariksa di wilayah timur Indonesia.
"Soal roket peluncuran, kami sampai dengan sekarang, jujur, kalau cerita-cerita informal dan formal ada. Tapi belum untuk saya sampaikan ke depan publik. Mohon kasih kami waktu biar kami clear-kan dulu," kata Bahlil, yang kini menjabat sebagai Menteri Investasi, pada Rabu (24/2/2021).
Bahlil enggan mengungkap perusahaan yang dimaksud. Menurutnya, BKPM hanya akan mengumumkan nama perusahaan jika sudah ada komitmen pasti.