Suara.com - Sejumlah politikus Amerika Serikat yang dipimpin oleh Marco Rubio, meminta Presiden Joe Biden memasukkan Honor ke dalam daftar hitam seperti Huawei.
Melalui sebuah surat, mereka menyebut bahwa mantan anak perusahaan Huawei ini menjadi ancaman terhadap keamanan nasional.
Honor juga dituduh sebagai perpanjangan tangan pemerintah China, yang kini menikmati akses tak terbatas untuk teknologi buatan AS.
Honor, Commerce, dan Kedutaan Besar China di Washington DC tidak menanggapi komentar.
Baca Juga: ITDRI Gandeng Huawei Kembangkan Kurikulum Data Science
Sementara Huawei menegaskan bahwa mereka tidak lagi memiliki saham Honor setelah melepasnya ke konsorsium.
Ini bukan pertama kali Honor terancam bernasib sama seperti Huawei.
Agustus lalu, sekelompok anggota Kongres Partai Republik AS yang dipimpin Michael McCaul meminta Departemen Perdagangan untuk menempatkan Honor ke daftar hitam.
Mereka mengklaim bahwa Huawei menjual Honor agar mendapatkan akses ke chip dan perangkat lunak yang secara hukum tidak boleh dibeli, sebagaimana diwartakan Phone Arena, Selasa (19/10/2021).
Kemudian pada September, beberapa lembaga AS saling beda pendapat dengan ajuan ini.
Baca Juga: Update! Spesifikasi Ponsel Lipat Oppo Terkuak, Mirip Huawei Mate X2?
Pentagon dan Departemen Energi AS mendukung usulan Honor agar masuk ke daftar hitam, sementara Departemen Perdagangan dan Departemen Luar Negeri tidak.
Apabila laporan masih buntu, maka usulan ini akan diteruskan ke Kabinet. Jika masih tidak ada kesepakatan, maka Presiden Biden yang akan membuat keputusan.
Sebagai informasi, Huawei sudah dimasukkan ke daftar hitam sejak 2019 yang saat itu presidennya Donald Trump. Ia beralasan bahwa Huawei bisa menjadi ancaman nasional.
Akibatnya, Huawei tidak bisa mendapatkan teknologi buatan AS seperti chip hingga software buatan Google.
Kemudian pada November 2020, Huawei memutuskan untuk menjual Honor agar bisa mendapatkan akses yang dibatasi pemerintah AS.
Dari sana, Honor bisa kembali kerja sama dengan perusahaan seperti Qualcomm, Google, Intel, MediaTek, Samsung, hingga Sony.