SSD vs HDD, Dimana Bedanya?

Selasa, 19 Oktober 2021 | 09:37 WIB
SSD vs HDD, Dimana Bedanya?
SSD (Solid-State Drive) dan HDD (Hard-Disk Drive). (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lebih penting harga murah, atau cepat dan tahan banting? Artikel ini akan mencerahkan kamu seputar perbedaan, dan mana yang harus kamu pilih antara SSD (Solid-State Drive) atau HDD (Hard-Disk Drive) untuk laptop dan PC kesayanganmu.

Kalau di beberapa tahun kebelakang kamu baru beli ultrabook, laptop hybrid, atau laptop tipis keluaran baru, kemungkinan besar didalamnya tidak ada HDD, melainkan SSD. Bahkan laptop gaming tebal dan berat pun sudah beralih ke SSD, dan hanya segelintir model yang bertahan dengan HDD karena harus menjaga harga murah.

Boot drive di desktop PC paketan sekarang juga sudah banyak beralih ke SSD, dengan pengecualian untuk model-model murah. Seringkali juga desktop PC dan laptop menggunakan SSD berkapasitas kecil sebagai boot drive utama, dan satu slot HDD tambahan hanya sebagai gudang penyimpanan (bukan untuk program dan OS).

Kalau dipaksa pilih satu, yang mana yang kamu pilih? Mari masuk lebih dalam ke pembahasan SSD vs HDD, mulai dari perbedaan cara kerja hingga keuntungan dan kerugiannya.

Baca Juga: Sony Akhirnya Buka Kunci Ekspansi SSD M.2 PS5, Penyimpanan Game Lebih Lega

Penjelasan HDD dan SSD

Piringan harddisk. (Istimewa)
Piringan harddisk. (Istimewa)

Hard disk drive atau HDD pada dasarnya adalah lempengan logam dengan pelapis magnet yang menyimpan semua data kamu, mulai dari dokumen belasan tahun lalu, film jadul, foto tua dan segala macam lainnya. Sebuah batang dengan kepala untuk read/write akan mengakses data di piringan ini ketika ia berputar.

Hard drive memiliki piringan rotasi didalamnya, dan merupakan penyimpanan klasik non-volatile, yang berarti informasi didalamnya tidak hilang ketika kamu mematikan komputer, tidak seperti data di RAM yang sekejap hilang ketika tidak ada arus listrik.

SSD memiliki fungsi yang sama dengan hard drive, tapi data disimpan pada chip memori (interconnected flash-memory chips) yang bisa mempertahankan data meski tidak ada arus listrik. Chip memori ini beda dengan yang biasa kamu temui di flashdisk. Ia lebih dan serta lebih stabil ketimbang flashdisk, makanya harganya pun jauh lebih mahal.

SSD bisa berukuran sama dengan HDD, bisa juga lebih kecil. Kalau bicara desktop, ukuran 3.5-inch SATA SSD akan sama persis dengan 3.5-inch SATA HDD. Colokannya pun sama, yang beda hanya didalamnya. Begitu pula dengan laptop, ukurannya sama-sama 2.5-inch.

Baca Juga: Sony Bakal Siapkan SSD Tambahan untuk PS5

Tapi tidak semua SSD itu 3.5 atau 2.5 inci. Ambil contoh M.2 NVMe SSD yang marak digunakan di laptop gaming dan ultrabook. SSD jenis ini berukuran jauh lebih kecil dari SSD biasa, bahkan lebih mirip flashdisk ketimbang harddisk. Karenanya, SSD menjadi andalan produsen untuk membuat ultrabook hingga laptop hybrid yang ditargetkan untuk traveler.

SATA M.2 vs NVMe M.2. (Istimewa)
SATA M.2 vs NVMe M.2. (Istimewa)

Kapasitas Maksimum

SSD consumer jarang yang melebihi 2TB. Kalaupun ada, harganya sangat mahal. Ukuran 500GB hingga 1TB bisa kamu temukan sebagai mayoritas SSD yang dipakai di laptop mainstream.

Walau 500GB seringkali dianggap ‘minimal’ untuk laptop sekarang, di Indonesia sendiri karena harga SSD terlalu bikin dompet kering, banyak yang memilih opsi 128GB atau 256GB. Atau lebih jeleknya lagi memilih SSD dengan brand tidak jelas dan berkualitas rendah.

Menurut review ujicoba dari Ruanglaptop.com, beberapa brand NVMe SSD berperforma tinggi antara lain Western Digital, Sabrent, Adata, Samsung dan Corsair, dengan seq.read 3,400-3,500MB/s, kecuali Corsair yang menyentuh hingga 4,950MB/s.

Sabrent 8TB. (Istimewa)
Sabrent 8TB. (Istimewa)

Hal serupa juga diungkapkan Techradar.com, dengan penambahan Intel Optane sebagai salah satu yang terbaik dengan random read di 575,000 IOPS dan random write di 555,000 IOPs. Sayang seq.read nya cuma 2,600MB/s.

Keuntungan dan Kerugian SSD vs HDD

Tampaknya sudah jelas kalau harga menjadi pembeda utama antar keduanya. SSD selalu jauh lebih mahal ketimbang HDD, untuk kapasitas yang sama.

HDD 1TB misalnya, bisa kamu dapatkan di ecommerce lokal dengan harga ~600 ribu, tapi SSD dengan kapasitas serupa (dan berkualitas) dibandrol di ~1,5 juta.

Hard drive masih bisa kamu temukan di laptop dan PC jadul, tapi SSD memang sudah merajalela di komputer mainstream dan laptop high-end. Sebut saja Apple MacBook Pro dan Razer Blade 15 yang tidak menyediakan slot HDD, hanya SSD.

Disisi lain, PC tua dan laptop murah masih mengandalkan HDD sebagai media penyimpanan utama. Ya setidaknya demikian untuk beberapa tahun ke depan.

Dari segi performa, SSD memang jauh sekali diatas HDD. Dari waktu booting (menyalakan laptop) saja, HDD bisa memakan belasan hingga puluhan detik, sementara SSD biasanya tidak butuh sampai 5 detik, mulai dari klik tombol power hingga ketemu layar login windows. Performa yang jomplang ini menurut kami menjustifikasi harga yang terlampau jauh juga.

Mungkin banyak yang berpendapat tidak perlu kapasitas besar-besar karena sudah ada penyimpanan cloud. Ada benarnya, namun seiring maraknya penyimpanan cloud, semakin mengancam pulsa cybercrime yang bisa membahayakan data pribadi kamu yang disimpan di cloud antah berantah. Saran kami selalu simpan data dan file penting di tempatmu sendiri, yaitu di HDD atau SSD pribadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI