Kemudian, para scammer membuat sejumlah profil online palsu di aplikasi kencan seperti Tinder dan Bumble.
Begitu mereka terhubung dengan seseorang, mereka berkomitmen pada hubungan palsu sampai mereka dapat meyakinkan korbannya bahwa mereka menghasilkan banyak uang dari aplikasi perdagangan Bitcoin yang teduh.
Fasad dipertahankan sampai akhirnya, mereka membuat orang di ujung sana juga menginvestasikan sejumlah uang ke dalam aplikasi tersebut.
Tentu saja, setelah selesai, uang itu langsung masuk ke dompet Bitcoin scammers, sebagaimana melansir dari Phonearena, Selasa (19/10/2021).

Hal ini tidak hanya merugikan korban dalam bentuk finansial, tapi juga tanpa hambatan ke iPhone mereka dan semua jenis data pribadi.
“Dengan aplikasi perdagangan crypto palsu mereka, [penyerang bisa] mendapatkan kendali manajemen jarak jauh atas perangkat mereka,” lapor Sophos dalam sebuah pernyataan minggu lalu.