Krisis Chip Semikonduktor Telah Membuat Pasar Ponsel Mengalami Penurunan 6 Persen

Minggu, 17 Oktober 2021 | 19:05 WIB
Krisis Chip Semikonduktor Telah Membuat Pasar Ponsel Mengalami Penurunan 6 Persen
Xiaomi Redmi 9A. Termasuk dalam salah satu produk yang harganya ikut naik terdampak kelangkaan komponen chip semikonduktor [Dok. Xiaomi].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Firma riset pasar Canalys baru saja merilis laporan pangsa pasar smartphone global selama kuartal tiga (Q3) 2021. Disebutkan bahwa pangsa pasar smartphone menurun 6 persen akibat krisis chip yang melanda dunia.

Analis Utama Canalys, Ben Stanton menyebutkan bahwa efek krisis chip kali ini benar-benar terasa ke industri smartphone. Menurutnya, beberapa produsen chipset mulai menaikkan harga untuk mengurangi pemesanan produk yang makin tinggi.

"Di sisi penawaran, produsen chipset menaikkan harga untuk mengurangi pemesanan yang berlebihan, sebagai upaya untuk menutup kesenjangan antara permintaan dan penawaran," ujar Stanton, dikutip dari laman resmi Canalys, Minggu (17/10/2021).

Poco M3 Pro 5G Special Edition Box. [Poco Indonesia]
Poco M3 Pro 5G Special Edition Box. Harganya mengalami kenaikan terkait kelangkaan chip semikonduktor. Sebagai ilustrasi [Poco Indonesia]

Ia mengungkap bahwa krisis chip akan terus berlanjut hingga tahun 2022. Belum lagi faktor dari tingginya harga pengiriman ponsel secara global.

Baca Juga: Terkesan Sepele, Ternyata Ini Pentingnya Memiliki Asuransi Smartphone

Sementara untuk tingkat lokal, Stanton mengungkap bahwa vendor smartphone harus menetapkan perubahan spesifikasi dan jumlah pesanan di menit-menit akhir. Menurutnya, hal ini penting dilakukan agar perusahaan bisa memaksimalkan kapasitas volume pengiriman.

Namun hal ini justru akan menyebabkan kebingungan dan tidak efisien saat berkomunikasi dengan channel ritel maupun distributor.

Stanton mencontohkan banyak channel penjualan yang kesulitan saat menjual ponsel di hari promo seperti Singles Day di China ataupun Black Friday di wilayah barat. Fenomena ini menyebabkan gelombang permintaan tinggi dari pelanggan tak akan mungkin terpenuhi.

"Konsumen harus siap bahwa diskon smartphone tahun ini akan kurang agresif," ujar Stanton.

Stanton menyarankan agar vendor smartphone bisa menambahkan promo seperti bundel khusus dengan perangkat lain seperti wearable devices (smartband/smartwatch) maupun IoT (Internet of Things). Dengan begitu, ponsel yang kena efek krisis chip tetap bisa dipasarkan ke pelanggan saat memulai promo akhir tahun nanti.

Baca Juga: Tak Ingin Ketergantungan, Hyundai Pilih Produksi Chip Semikonduktor Sendiri

Efek krisis chip ini memang sudah mulai terasa di pasar Indonesia. Salah satu brand smartphone yang mulai menaikkan harga ponselnya adalah Xiaomi.

Beberapa waktu lalu, Xiaomi Indonesia mengumumkan bahwa sejumlah ponsel telah mengalami kenaikan harga. Hal ini disebabkan lantaran kelangkaan komponen yang melanda di seluruh dunia.

"Jadi seperti yang mungkin kalian sudah tahu, kondisi industri smartphone dunia saat ini tengah dihadapkan oleh kelangkaan komponen yang mengakibatkan kenaikan harga," tulis Xiaomi Indonesia di akun Instagram.

Adapun kenaikan harga smartphone Xiaomi ini mencapai Rp 100.000 dan berdampak ke model seperti Redmi 9A, Redmi 9C, Poco M3 Pro 5G, dan Redmi Note 10 5G.

Di sisi lain, brand smartphone di Indonesia masih belum mengumumkan kenaikan harga untuk model ponselnya. Beberapa vendor seperti Samsung, Oppo, hingga Vivo belum mengumumkan keputusan serupa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI