PLTU Ancam Gajah dan Harimau Sumatra yang Kian Langka

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 15 Oktober 2021 | 23:54 WIB
PLTU Ancam Gajah dan Harimau Sumatra yang Kian Langka
Harimau sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) yang diberi nama Corina berlari ke luar kandang habituasi saat proses pelepasliaran, di kawasan hutan alam Semenanjung Kampar, Provinsi Riau, Minggu (20/12/2020). [ANTARA FOTO/FB Anggoro]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ia menambahkan bahwa limbah atau air bahan pembakaran batu bara yang dibuang ke laut menyebabkan terumbu karang yang menjadi benteng terakhir dalam melawan abrasi pantai perlahan-lahan rusak.

Narasumber berikutnya, Direktur Lembaga Tiga Beradik Jambi, Hardi Yuda menjelaskan bahwa hingga 2019 ada sekitar 36 perusahaan tambang batu bara di Kabupaten Sorolangun, Jambi yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP).

"Ada 14 tambang di Kecamatan Pauh dan Kecamatan Mandi Angin yang aktif mengeksploitasi dan bisa dibayangkan dampaknya bagi keanekaragaman hayati," ujarnya.

Keberadaan PLTU 1 di Provinsi Jambi menurut Yuda berada di wilayah jelajah gajah dan harimau serta habitat satwa langka lainnya serta dekat dengan wilayah Suku Anak Dalam.

Sementara Mullah Oges dari Solidaritas Mahasiswa untuk Rakyat (SMuR) Aceh Barat menambahkan operasi PLTU batu bara di Nagan Raya dikhawatirkan memperparah kerusakan habitat gajah Sumatra di wilayah itu.

"Karena izin usaha pertambangan batu bara yang memasok kebutuhan PLTU Nagan Raya berada di habitat gajah seluas 2.000 hektare," kata Oges. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI