Suara.com - PT PLN (Persero) membidik 15 juta pelanggan mengunduh aplikasi PLN Mobile yang terdapat di ponsel pintar dengan sistem Android dan IOS hingga akhir 2021.
"Saat ini, jumlah pelanggan yang mengunduh aplikasi PLN Mobile di Play Store dan AppsStore lebih dari 11 juta," kata Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (15/10/2021).
PLN akan mengupayakan promosi, peningkatan fitur, dan memaksimalkan layanan agar jumlah unduhan meningkat.
Bob mengatakan 47 persen pengguna PLN Mobile adalah kaum milenial. Selain itu, ada juga pekerja kerah putih atau white collar, pelaku UMKM, dan petani juga menggunakan aplikasi tersebut.
Baca Juga: Bantu Sambung Listrik Warga Tidak Mampu, PLN Gelar PLN Mobile Virtual Charity Run and Ride
Perubahan tampilan dan kemudahan dalam mengakses PLN Mobile membuat pelanggan mulai mengunduh aplikasi digital tersebut.
Fitur yang paling banyak digunakan oleh pelanggan adalah pembelian token dan pembayaran rekening listrik.
"Kemudahan yang ditawarkan tinggal klik dan terbayar. Bahkan ada promo sebagian perbankan menggratiskan biaya administrasi sebesar Rp2.500 untuk satu kali transaksi,” ujar Bob.
Selain kemudahan dalam pembelian listrik pra bayar, pembayaran tagihan listrik pascabayar juga bisa diselesaikan melalui aplikasi PLN Mobile.
Bob mengklaim pelanggan makin aman dan nyaman karena semua rekam jejak transaksi tercatat di dalam aplikasi tersebut.
Baca Juga: PVROOF-Atap Sekaligus Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Terdapat pula fitur pengaduan yang juga kerap digunakan oleh pelanggan. Melalui fitur itu, mereka bisa mengadu sekaligus memantau dan memonitor proses penyelesaian keluhan yang berkaitan dengan kelistrikan.
Keberadaan PLN Mobile juga mendukung electrifying lifestyle yang memudahkan orang melakukan segala aktivitas dengan menggunakan listrik.
Program electrifying lifestyle adalah gaya hidup baru dengan menggunakan peralatan serba elektrik yang bebas emisi dan ramah lingkungan.
"Salah satu ciri negara maju itu pemakaian tenaga listrik per kapita lebih dari 4.000 kWh. Kalau kita (Indonesia) masih 1.250-an kWh," ucapnya.
Program electrifying lifestyle juga membuktikan permintaan listrik di masyarakat meningkat dan sengaja dibuat melimpah.
Permintaan listrik di Indonesia yang melimpah sebagai bentuk kesiapan PLN menyambut investor masuk ke Indonesia.
"Mau 100 megawatt kami layani, semua kami layani, ketersediaan cukup besar, jadi investor tidak ragu berinvestasi," pesan Bob Saril. [Antara]