Suara.com - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang Ma'muri menegaskan bahwa berdasarkan hasil kajian, gempa bumi menunjukkan periode ulang namun tidak bisa dipastikan kapan tepatnya akan terjadi.
Pernyataan tersebut mengklarifikasi pemberitaan yang dilansir kantor berita Antara pekan ini, terkait potensi gempa magnitudo 8,7 yang bisa berdampak tsunami di wilayah pesisir selatan Jawa. Menurut catatan sejarah, pada 1818 pernah terjadi tsunami di selatan Jawa Timur.
"Memang ada kajian tentang periode ulang bisa 100 tahunan, bisa 200 tahunan atau lebih. Tapi itu belum pernah ada yang tepat," katanya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (14/10/2021).
Jadi isu yang berkembang adanya siklus gempa 100 tahunan di selatan Jawa itu tidak benar dan BMKG tidak pernah memberikan pernyataan terkait hal tersebut.
Baca Juga: Warga Pulau Sebesi Korban Tsunami 2018 Belum Terima Bantuan Rehab Rumah
Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Pusat Daryono menjelaskan, bahwa memang ada metode statistik untuk menghitung periode ulang gempa tetapi belum ada yang tepat menghasilkan informasi kapan gempa besar akan terjadi pada tahun berapa, bulan apa atau bahkan hingga tanggal berapa.
"Perulangan gempa besar atau return period itu dalam keyakinan saya, pasti terjadi, karena peristiwa gempa besar adalah siklus. Tetapi masih sulit untuk memastikan kapan terjadinya perulangan gempa besar itu," kata Daryono.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan metode statistik, para ahli dapat melakukan perhitungan periode ulang gempa (return period) tersebut, tetapi kenyataannya hitungan yang dilakukan belum ada yang sukses dengan tepat mampu menjawab kapan terjadi perulangan gempa terjadi, karena tingkat error hasil perhitungan yang dilakukan selama ini besar.
"Jadi masalah perulangan gempa ini masih dalam taraf kajian yang ada dalam riset atau perkuliahan mahasiswa jurusan gempa (seismologi). Operasionalnya belum ada untuk prediksi gempa," katanya.
Baca Juga: Sebut Siklus 100 Tahun, BMKG: Waspadai Potensi Tsunami di Selatan Jawa